REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Kelompok Taliban mengatakan tidak akan melancarkan serangan, kecuali untuk membela diri, selama momen perayaan Idul Adha. Kendati demikian, mereka berhenti mengumumkan gencatan senjata resmi.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami dalam status pertahanan selama Idul Adha,” kata seorang juru bicara Taliban pada Rabu (21/7), dikutip laman Al Arabiya.
Pada Selasa (20/7), dalam pidato perayaan Idul Adha, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan Taliban tak memiliki keinginan dan niat untuk perdamaian. Perundingan damai antara kedua belah pihak tak membuahkan hasil atau kemajuan signifikan.
Beberapa menit sebelum menyampaikan pidatonya, sebanyak tiga roket menghantam Zona Hijau di ibu kota Kabul. Ledakannya terdengar di seluruh kawasan yang menampung istana presiden dan sejumlah kedutaan, termasuk milik Amerika Serikat (AS). “Hari ini musuh Afghanistan melancarkan serangan roket di berbagai bagian kota Kabul,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Mirwais Stanikzai sesaat setelah serangan.
Awalnya, Taliban diduga menjadi pihak yang melancarkan serangan tersebut. Namun, kelompok ISIS kemudian mengklaim sebagai pelakunya. Saat ini Afghanistan tengah menghadapi peningkatan serangan Taliban. Kelompok tersebut diyakini telah menguasai sekitar separuh dari 400 distrik di negara tersebut. Mereka pun mengontrol beberapa akses penyeberangan perbatasan penting dan mengepung beberapa ibu kota provinsi yang vital.
Keagresifan Taliban melancarkan serangan dan menguasai lagi sejumlah wilayah Afghanistan terjadi setelah AS dan sekutu NATO-nya menarik pasukannya dari negara tersebut. Penarikan pasukan itu merupakan salah satu poin yang tercantum dalam perjanjian damai yang disepakati AS dan Taliban pada Februari tahun lalu. Taliban menolak melakukan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan jika pasukan asing belum hengkang.