REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Kekosongan posisi menteri kesehatn Tunisia yang diberhentikan digantikan sementara Menteri Sosial, Mohamed Trabelsi.
Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi memecat Menteri Kesehatan Faouzi Mehdi pada Selasa (20/7). Hal itu dilakukan saat negara tersebut menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Dilaporkan Anadolu Agency, kantor Mechichi mengumumkan pemecatan itu lewat keterangan tertulis. Namun, tak disebutkan perihal alasan di balik pemberhentian Mehdi.
Pekan lalu, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan sumbangan vaksin Covid-19 ke Tunisia. Pada 13 Juli, UEA mengirim setengah juta dosis vaksin ke Tunisia.
“Respons mendesak ini datang sejalan dengan arahan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, untuk meningkatkan kondisi kesehatan rakyat Tunisia selama pandemi,” kata kantor berita UEA, Emirates News Agency (WAM), dalam laporannya.
Duta Besar UEA untuk Tunisia Rashid Mohammed Al Mansouri mengatakan, sumbangan vaksin tersebut sejalan dengan dukungan negaranya bagi rakyat Tunisia selama keadaan sulit yang mereka hadapi akibat pandemi.
Dia mengungkapkan, pada November tahun lalu, UEA mengirim 11 ton peralatan diagnostik medis, ventilator, dan alat pelindung diri untuk para petugas kesehatan garis depan Tunisia.
Sebelum mengumumkan tentang sumbangan vaksin, Presiden Tunisia Kais Saied melakukan percakapan via telepon dengan Sheikh Mohamed bin Zayed. Mereka membahas perkembangan terbaru Covid-19 dan dampak kesehatan, kemanusiaan, serta sosial yang ditimbulkan.
Pada 12 Juli lalu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud juga telah mengeluarkan arahan untuk memberikan satu juta dosis vaksin Covid-19 dan bantuan medis lainnya ke Tunisia. Bantuan itu diberikan atas permintaan Kais Saied.
Dilaporkan laman Al Arabiya, arahan untuk segera mendukung Tunisia diperintahkan Raja Salman ke the King Salman Center for Relief and Humanitarian Action (KSRelief). Lembaga itu turut diminta menyediakan peralatan dan persediaan medis bagi negara tersebut.
General Supervisor KSRelief, D Abdullah bin Abdulaziz Al-Rabiah, mengungkapkan, bantuan ke Tunisia akan mencakup 190 respirator buatan, 319 oksigen konsentrator, 150 tempat tidur medis, 50 alat pemantau tanda-tanda vital dengan troli.
Selain itu, Saudi bakal menyuplai 4 juta masker medis, dan 500 ribu sarung tangan medis, 180 oksimetri nadi, 25 pompa obat intravena, sembilan defibrillator, 15 laringoskop video, dan lima elektrokardiograf (EKG).
Sistem perawatan kesehatan Tunisia runtuh akibat pandemi Covid-19. Pasien yang membutuhkan perawatan intensif membanjiri rumah sakit. Para tenaga kesehatan kewalahan menghadapi situasi demikian. Sejauh ini, Tunisia telah melaporkan 555 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 17.821 jiwa.