REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Sekitar 800 warga Uganda menerima vaksin Covid-19 palsu beberapa di antaranya disuntik air. Penipuan ini melibatkan dokter-dokter dan petugas kesehatan yang 'tak bermoral'.
Pada Rabu (21/7) kemarin pemerintah Uganda mengatakan suntikan palsu itu diberikan pada Mei dan Juni, ketika wabah virus corona yang mematikan merebak di negara Timur Afrika tersebut di mana ada sekitar 1.700 kasus per hari. Direktur badan kesehatan kepresidenan Warren Naamara mengatakan penipu mengincar warga yang bersedia membayar untuk diimunisasi seperti pekerja kantoran ketika Uganda kekurangan pasokan vaksin.
"Beberapa orang penipu berniat mendapatkan uang, menipu masyarakat dengan memberikan vaksin Covid-19 palsu," kata Naamara seperti dikutip dari TRT World.
"Kami telah menangkap dua orang pekerja kesehatan yang terlibat dalam penipuan dan seorang dokter sedang dalam pengejaran," tambahnya.
Ia mengatakan korban penipuan vaksin palsu ini sekitar 800 orang. Naamara menjelaskan korban tidak perlu khawatir karena pengujian membuktikan cairan yang disuntikan para penipu tidak mengandung zat berbahaya. "Beberapa hanya air di dalamnya," tambah Naamara.
Pemerintah mengatakan penipu menetapkan tarif sekitar 80 ribu hingga 500 ribu shillings Uganda atau 25 hingga 120 dolar AS untuk setiap suntikan. Kementerian Kesehatan Uganda mengatakan pemerintah menyediakan vaksin Covid-19 gratis di fasilitas pemberian vaksin.
Pada 18 Juni lalu kasus infeksi dan kematian akibat virus corona di Uganda mencetak rekor. Presiden Yoweri Museveni mengumumkan penutupan semua transportasi publik dan pribadi selama 42 hari, memberlakukan jam malam, dan mengurangi lalu lintas.
Presiden itu memperingatkan rumah sakit penuh dan tidak dapat mengatasi wabah. Sejak itu angka kasus infeksi menurun. Rabu kemarin Uganda hanya melaporkan 252 kasus baru. Sejauh ini Uganda mencatat 91.162 kasus infeksi dan 2.425 kasus kematian akibat Covid-19.