REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri luar negeri Turki mengatakan Uni Eropa sejak lama telah kehilangan kredibilitasnya dalam masalah Siprus.
Pada 2004, Siprus Turki mendukung rencana pulau yang dicanangkan sekretaris jenderal PBB saat itu Kofi Annan, tetapi Siprus Yunani menolaknya.
"UE gagal memenuhi janjinya kepada Siprus Turki tetapi menghadiahi Siprus Yunani dengan keanggotaan di blok tersebut," kata Mevlut Cavusoglu.
“Turki, sebagai negara penjamin [untuk Siprus], memenuhi tanggung jawab kami untuk melindungi hak TRNC atas cadangan hidrokarbon dan Mediterania Timur," imbuh dia.
Menlu mengatakan negosiasi masalah Siprus telah berlangsung selama 53 tahun tanpa hasil yang berarti, dan menuding Siprus Yunani menggagalkan perundingan itu. Proses perdamaian terputus-putus dalam beberapa tahun terakhir, termasuk inisiatif 2017 yang gagal dicapai di Swiss di bawah naungan negara-negara penjamin Turki, Yunani, dan Inggris.
Serangan etnis yang dimulai pada awal 1960-an memaksa Siprus Turki untuk mundur menyelamatkan diri ke daerah kantong. Pada 1974, kudeta Siprus Yunani memicu intervensi militer Turki sebagai kekuatan penjamin untuk melindungi Siprus Turki dari penganiayaan dan kekerasan. TRNC kemudian didirikan pada 1983.
Pemerintah Siprus Yunani resmi menjadi anggota UE pada 2004, tahun yang sama ketika Siprus Yunani menggagalkan Annan Plan PBB untuk mengakhiri perselisihan selama beberapa dekade.
*Ditulis oleh Ahmet Gencturk