REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Vaksin Covid-19 berbentuk pil akan memulai uji klinisnya di Israel. Para pengembang meyakini vaksin oral itu dapat berguna untuk negara-negara yang tengah berjuang menginokulasi warganya karena infrastuktur yang terbatas.
Oramed Pharmaceuticals menciptakan vaksin versi oral dosis tunggal dari vaksin prospektif yang dikembangkan oleh Premas Biotech yang berbasis di India. Perusahaan itu mengatakan akan memulai uji coba pil Oravax bulan depan, segera setelah persetujuan akhir diterima dari Kementerian Kesehatan.
Percobaan pada vaksin yang dikembangkan Israel ini diharapkan akan cocok sebagai vaksinasi awal yang sederhana, karena tidak perlu disimpan pada suhu rendah. Vaksin berbentuk pil menargetkan tiga protein permukaan virus SARS CoV-2, sementara sebagian besar lainnya hanya menargetkan satu.
"Ini bisa menjadi "pengubah permainan" di negara-negara seperti India, di mana hanya lima persen dari populasi yang telah divaksinasi," kata Nadav Kidron, CEO Oramed dikutip dari laman Times of Israel, Jumat (23/7).
Dia mengantisipasi teknologi dapat membantu penyedia layanan kesehatan memenuhi tantangan dalam memberikan suntikan booster. Kidron menganggap formula tersebut sangat kuat dalam menghadapi varian baru.
Kidron merasakan urgensi untuk mendapatkan persetujuan produk, mengingat prospek permintaan booster dan kurangnya vaksin di beberapa negara di dunia. "Vaksin oral kami, yang tidak bergantung pada rantai pasokan deep freeze, tidak seperti vaksin virus corona lainnya, dapat berarti semua perbedaan antara suatu negara dapat keluar dari pandemi atau tidak," katanya.
"Khususnya di daerah yang paling parah terkena virus yang belum memvaksinasi populasi mereka, vaksin Covid-19 oral bisa menjadi pengubah," ujarnya menambahkan.
Oramed kini telah menerima persetujuan dari Tel Aviv Sourasky Medical Center untuk memulai uji klinis pada 24 sukarelawan yang belum divaksinasi. Pihaknya akan memantau apakah pil vaksin mendorong mereka untuk menghasilkan antibodi, dan, jika demikian, hingga tingkat apa.
Kadron mengatakan vaksin pil menargetkan protein yang tidak rentan terhadap mutasi dan akan membuat vaksin tetap efektif dalam menghadapi varian baru. "Vaksin kami adalah kandidat yang sangat kuat melawan virus Covid-19 yang berkembang karena penargetan uniknya pada tiga protein, bukan satu," terangnya.
Israel telah mulai memberikan suntikan booster kepada mereka yang mengalami gangguan kekebalan. Pejabat kesehatan di banyak bagian dunia berbicara tentang kemungkinan booster untuk semua. Sementara itu, ada saran yang berkembang di kalangan medis bahwa suntikan booster mungkin tidak perlu memiliki formula vaksin yang sama dengan suntikan awal seseorang dan bahkan mungkin ada manfaat dari pendekatan campuran dan kecocokan.