REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai krisis Covid-19 di Thailand belum separah yang terjadi di Indonesia. Menyusul laporan jumlah kasus dan kematian Covid-19 di Thailand yang kian melonjak dari hari ke hari sehingga membuat rumah sakit kewalahan.
"Penanganan Covid-19 Indonesia sudah berada di dalam kondisi lebih parah sebetulnya, jadi Thailand lebih beruntung dengan kondisi yang belum terlalu parah sehingga bisa harus segera melakukan penguatan," ujar Dicky kepada Republika, Ahad (25/7).
Menurutnya, kesamaan yang hampir serupa dengan Indonesia adalah cakupan tes di Thailand yang masih sangat rendah. Bahkan, sejak memasuki 2021 pun cakupan tes Covid-19 di negara tersebut hanya memasuki batas minimal dari yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Oleh karenanya, tutur dia, hal ini bakal menjadi sangat berbahaya. Angka kematian Covid-19 yang melejit naik di Thailand menunjukkan bahwa ada kasus yang tidak terdeteksi di dalam komunitasnya.
"Walaupun ini belum separah Indonesia, namun jika negara tersebut tidak direspon dengan 3 T (Testing, Tracing dan Treatment) yang kuat, kemudian tidak ditingkatkan vaksinasinya, akan meledak, dan harus siap meledak," ujar dia.