REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Tim penyelamat di India pada Senin (26/7) menggali lumpur tebal dan puing-puing dan menemukan lebih dari 60 orang yang terjebak dalam tanah longsor akibat hujan deras. Hujan selama empat hari telah merenggut lebih dari 160 nyawa.
Negara bagian barat India Maharashtra dan Goa serta Karnataka dan Telangana di selatan adalah wilayah yang paling terkena dampak hujan lebat yang telah membanjiri lahan pertanian seluas ribuan hektare. Banjir yang disebabkan hujan lebat itu juga telah memaksa pihak berwenang memindahkan lebih dari 230 ribu orang ke tempat yang lebih aman.
Di Maharashtra, sebanyak 149 orang tewas terutama dalam tanah longsor dan kecelakaan terkait musim hujan lainnya, sementara 64 lainnya masih hilang. "Kami berusaha keras menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing tanah longsor di Raigad dan Satara, tetapi kemungkinan mengevakuasi mereka hidup-hidup sangat kecil. Mereka terjebak di bawah lumpur selama lebih dari tiga hari," kata seorang pejabat senior pemerintah negara bagian Maharashtra, merujuk pada dua kabupaten yang terkena dampak buruk.
Tim penyelamat tidak dapat mencapai desa-desa yang terkena dampak dengan cepat karena akses jalan terputus oleh sungai yang meluap dan tanah longsor, kata para pejabat. Di Karnataka dan Telangana, lebih dari belasan orang tewas karena banjir tetapi air di sungai-sungai utama Krishna dan Godavari sedang surut.
Kepala Menteri Negara Bagian Goa, Pramod Sawant, yang merupakan tujuan wisata yang sangat populer di pantai barat India, mengatakan ratusan rumah rusak saat negara bagian itu mengalami banjir terburuk dalam hampir empat dekade. Seorang ilmuwan senior di Departemen Meteorologi India yang berbasis di Pune mengatakan hujan mereda di pantai barat dan itu akan membantu dalam operasi penyelamatan.
"Pekan ini juga pantai barat akan diguyur hujan, namun intensitasnya jauh lebih rendah dibandingkan pekan lalu," katanya.
Pekan lalu, sebagian wilayah pantai barat India menerima curah hujan hingga 594 milimeter (23 inci) selama 24 jam. Hal itu memaksa pihak berwenang untuk mengevakuasi orang-orang dari daerah rentan saat mereka melepaskan air dari bendungan-bendungan yang mengancam akan meluap.