REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Joe Biden mengatakan sedang meluncurkan inisiatif pemerintah AS untuk melarang diskriminasi terhadap kaum difabel akibat gejala jangka panjang Covid-19. Upaya tersebut akan menyatukan lembaga-lembaga AS untuk menjamin orang-orang yang mengalami masalah kesehatan jangka panjang yang parah bahkan setelah infeksi Covid-19 mereka berakhir.
"Banyak warga Amerika yang tampaknya sembuh dari virus tapi masih mengalami tantangan yang tersisa seperti masalah pernapasan, brain fog, nyeri kronis, atau kelelahan," kata Biden pada Senin (26/7).
Kondisi ini terkadang dapat naik ke tingkat difabel. Biden membuat pernyataan tersebut di Rose Garden, saat acara peringatan 31 tahun pemberlakuan UU Penyandang Difabel Amerika, hukum AS yang bertujuan melarang diskriminasi terhadap kaum difabel.
Upaya baru tersebut dimaksudkan untuk memastikan penderita gejala jangka panjang Covid-19 memiliki akses ke hak dan sumber daya yang sesuai dengan UU difabel. Inisiatif itu dapat mencakup instruksi akomodasi baru bagi kaum difabel di restoran, di tempat kerja, di sekolah dan di sistem pelayanan kesehatan.
Gedung Putih tidak langsung memberikan rincian tambahan mengenai program tersebut. Upaya itu dilakukan saat varian Delta yang mudah menular dan penyerapan vaksinasi yang lamban mengancam akan mengagalkan upaya pemerintah untuk mengendalikan pandemi.
AS kini melaporkan lebih dari 47.000 kasus Covid-19 per hari, menurut rata-rata tujuh hari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC). Angka itu jauh lebih rendah dari puncak 200.000 kasus per hari pada awal tahun, tetapi hampir tiga kali lipat dari angka sebulan yang lalu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
