REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Israel menyiksa dan melecehkan tahanan perempuan Palestina di penjara-penjaranya. Hal itu diungkap Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan yang dikelola Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Kamis (29/7).
Kelompok Palestina PLO mengatakan 40 tahanan perempuan mengalami kekerasan, kondisi sulit, dan investigasi brutal di penjara. Tahanan perempuan menderita penyiksaan psikologis dan perampasan kebutuhan dasar mereka, kata kelompok itu.
PLO mengungkapkan kesaksian dari Mona Qa'dan, 50, dari Jenin di Tepi Barat utara, yang ditahan tiga bulan lalu. Qa'dan menjadi sasaran perlakuan kekerasan saat interogasi selama 20 jam selama 22 hari berturut-turut dari pukul 08.30 sampai 16.00 di mana dia diborgol dan harus menanggung penderitaan oleh penyelidik Israel dan ancaman penangkapan anggota keluarga.
Dia ditahan di sel kotor dengan kelembaban tinggi dan bau busuk. Ketika dia meminta alat pembersih, permintaannya ditolak. Penangkapan Qa'dan adalah keenam kalinya dan dia menghabiskan total delapan tahun di penjara Israel.
Otoritas Palestina menuturkan bahwa Israel menahan 4.850 warga Palestina, termasuk 40 wanita dan 225 anak-anak. Mereka bersama dengan 540 orang yang ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan, di bawah kebijakan penahanan administratif Israel.