REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) prihatin dengan pelecehan, dan intimidasi yang semakin keras terhadap jurnalis AS dan pewarta asing lainnya ketika yang meliput banjir di Provinsi Henan, China. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada Kamis (29/7).
"Retorika keras China terhadap berita yang dianggap kritis telah memprovokasi sentimen publik negatif yang mengarah pada ketegangan, konfrontasi langsung dan pelecehan terhadap jurnalis," kata Price dalam sebuah pernyataan.
Klub Koresponden Asing China pada Selasa (27/7) mengatakan, wartawan dari beberapa media yang meliput banjir di China telah dilecehkan oleh penduduk setempat. Bahkan staf dari BBC dan Los Angeles Times menerima ancaman pembunuhan.
"Kami menyerukan kepada pemerintah China untuk bertindak sebagai negara yang bertanggung jawab, dengan harapan dapat menyambut media asing dan dunia untuk Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing 2022 mendatang," kata Price.
Hubungan China dengan media asing menjadi semakin tegang dalam beberapa tahun terakhir. Surat kabar lokal seperti Global Times sering menyebut wartawan asing membuat pemberitaan yang bias dan tidak adil tentang China.
Beberapa jurnalis yang bekerja untuk media Amerika Serikat, telah diusir dari China pada tahun lalu karena hubungan antara kedua belah pihak memburuk. China juga telah melarang BBC World News dari jaringan televisi Cina daratan, menyusul kritik terhadap liputan hak asasi manusia di Xinjiang serta asal-usul pandemi Covid-19. Rizky Jaramaya/Reuters