REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Saif Al-Islam Gaddafi, putra mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, pada Jumat (30/7) mengatakan bahwa dia akan kembali terjun ke politik. Hal itu diungkapkan dalam wawancara pertama Saif Al-Islam kepada The New York Times sejak menghilang sepuluh tahun lalu.
"Sekarang saya orang bebas, dan saya berencana untuk kembali ke panggung politik," ujar Saif Al-Islam, dilansir Middle East Monitor, Ahad (1/8).
Saif Al-Islam, selama menghilang dia tetap memantau situasi politik di Timur Tengah. Dia secara diam-diam mengatur kembali kekuatan politik yang berafiliasi dengan ayahnya, yang dikenal sebagai Gerakan Hijau.
Saif Al-Islam memiliki keraguan tentang kemungkinan mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, dia percaya bahwa gerakan yang dipimpinnya dapat memulihkan persatuan negara yang hilang.
"Mereka telah mempermalukan negara kami. Kami tidak punya uang, tidak ada keamanan, dan tidak ada kehidupan. Jika Anda pergi ke pompa bensin, Anda tidak akan menemukan bahan bakar," ujar Saif Al-Islam.
"Kami mengekspor minyak dan gas ke Italia, dan kami menyediakan setengah pasokan listrik ke Italia, sementara kami mengalami pemadaman listrik. Apa yang terjadi sekarang telah berada di luar batas kegagalan. Ini adalah lelucon," kata Saif Al-Islam menambahkan.