REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL— Adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memeringatkan latihan militer tahunan bulan ini yang akan dilakukan pasukan Korea Selatan-Amerika Serikat (AS).
Menurut dia, hal itu, akan menjadi sumber perusak hubungan yang kini membaik di antara Korea.
Pernyataan itu, diungkapkan Yo Jong beberapa hari pascakomunikasi dengan Korea Selatan diaktifkan kembali.
“Selama beberapa hari saya telah mendengar cerita yang tidak menyenangkan bahwa latihan militer gabungan antara tentara Korea Selatan dan pasukan Amerika Selatan dapat berjalan sesuai jadwal,” kata Kim Yo Jong, dikutip Asahi, Senin (2/8).
Setelah kedua Korea membuka kembali saluran komunikasi mereka pada Selasa pekan lalu, pembicaraan tentang langkah-langkah rekonsiliasi yang lebih besar seperti pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan Moon dengan cepat menyebar di Korea Selatan.
Tetapi, Kim Yo Jong menggambarkan sentimen seperti itu sebagai penilaian tergesa-gesa yang prematur. "Spekulasi tergesa-gesa dan interpretasi yang tidak berdasar hanya akan membawa keputusasaan," katanya
Dirinya menilai, latihan militer bulan ini merupakan kekhawatiran awal yang sangat tidak diinginkan. Terlebih, ketika latihan itu disebutnya bisa merusak lebih serius hasrat pemulihan dua petinggi negara Korea.
“Pemerintah dan tentara kami akan mengikuti dengan cermat apakah pihak Korea Selatan melakukan latihan perang bermusuhan pada Agustus atau membuat keputusan berani lainnya,” kata dia.
Sejauh ini, latihan reguler antara Seoul dan Washington memang telah lama menjadi sumber permusuhan di Semenanjung Korea. Aksi itu, disebut Korea Utara sebagai latihan invasi dan menanggapinya dengan uji coba rudal. Namun demikian, Korea Selatan dan Amerika Selatan telah berulang kali mengatakan latihan mereka bersifat defensif.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Selatan dan Amerika Selatan telah membatalkan atau mengurangi beberapa latihan mereka untuk mendukung upaya diplomatik demi mengakhiri krisis nuklir Korea Utara atau karena pandemi Covid-19.
Ditanya tentang prospek latihan musim panas yang akan datang, Boo Seung-Chan, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, mengatakan bahwa Seoul dan Washington sedang meninjau faktor-faktor seperti status pandemi saat ini, upaya untuk mencapai denuklirisasi di Semenanjung Korea dan kesiapan militer gabungan mereka.