REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Tunisia mungkin berada di puncak gelombang terbaru Covid-19 dengan angka kematian akibat infeksi terburuk di dunia. WHO menyerukan pemerintahan di sana mempercepat proses vaksinasi.
“Data epidemiologi menuju ke arah yang benar. Kami merasa bahwa puncak epidemi mungkin telah berlalu,” kata perwakilan WHO di Tunisia Yves Souteyrand dalam konferensi pers pada Senin (2/8), dikutip laman Al Arabiya.
Dia mengungkapkan, Covid-19 varian Delta menyumbang lebih dari 90 persen kasus baru di Tunisia. Delta diketahui lebih mudah menular. “Tantangannya adalah mempercepat kampanye vaksinasi,” ujar Souteyrand.
Ia mengatakan, dalam sepuluh hari terakhir, Tunisia menerima sekitar tujuh juta dosis vaksin Covid-19. Negara tersebut kemungkinan akan menerima dua atau tiga juta dosis lagi. Namun, Souteyrand tak menjelaskan kapan paket dosis terbaru bakal tiba di sana.
Kementerian Kesehatan Tunisia telah mengumumkan dimulainya kampanye vaksinasi keliling di beberapa daerah pada Senin lalu. Sehari sebelumnya mereka pun mengumumkan upaya vaksinasi nasional untuk warga berusia di atas 40 tahun.
Selama sepekan terakhir, Tunisia mencatat angka kematian resmi Covid-19 terburuk di dunia, yakni mencapai 10,64 kematian per 100 ribu penduduk. Menurut WHO, Tunisia membagikan data terkait Covid-19, termasuk angka kematiannya, lebih transparan daripada banyak negara lain.
Sejauh ini, Tunisia sudah melaporkan 597 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 20.226 jiwa.