REPUBLIKA.CO.ID, MADRID —Sejumlah Dokter asal Spanyol meminta otoritas regional mempercepat vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) kepada perempuan hamil. Desakan datang menyusul tiga kasus kematian akibat penyakit wabah ini yang terjadi dengan ibu hamil.
“Kami berada di momen terburuk pandemi untuk pasien ini,” ujar Oscar Martinez Perez, peneliti terkemuka di ObsCovid, sekaligus petugas kesehatan bersalin yang membantu pasien dengan dugaan atau konfirmasi COVID-19, dilansir Sputnik, Senin (2/8).
Meski Spanyol menjadi negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 tertinggi, dengan 26,9 juta orang atau 56,7 persen orang yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap. Namun, hingga saat ini masih terjadi peningkatan pasien yang harus memasuki perawatan intensif (ICU).
“ICU berada di bawah tekanan besar. Kami harus memvaksinasi ibu hamil dan melakukannya dengan cepat,” kata Guilermo Antinolo sebagai kepala departemen kebidanan dan ginekologi di Rumah Sakit Virgen del Rocio.
Tiga ibu hamil meninggal karena COVID-19 pada bulan lalu di Barcelona, Malaga, dań Murcia. Namun, pihak berwenang mengatakan jumlahnya bisa lebih karena sistem pendataan masih tidak lengkap.
"Terlebih lagi, ada kematian janin setidaknya di Madrid dan Mallorca, dan banyak operasi caesar yang mendesak karena kondisi ibu hamil yang memburuk," jelas Perez.
Pekan lalu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan bahwa negaranya dapat memperoleh medali emas dengan tingkat vaksinasi yang tinggi. Spanyol telah sepenuhnya memvaksinasi bagian terbesar dari populasi dari 50 negara terbesar di dunia, melampaui Inggris, Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Jerman.