REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Di tengah meningkatnya protes antivaksin di kalangan kaum muda-mudi Prancis, Presiden Emmanuel Macron menggencarkan kampanye program vaksinasi Covid-19 di media sosial. Tujuannya adalah menyanggah rumor dari kalangan yang skeptis vaksin dan mendesak mereka agar segera mendapatkan vaksin Covid-19.
Di sela-sela liburan resmi bersama istrinya, Brigitte, di Fort de Bregancon di Prancis Selatan, Macron yang mengenakan kaus hitam kasual mengunggah sebuah video di akun media sosialnya. Video itu diunggah di akun Instagram dan TikTok dan ditujukan ke kalangan antivaksin dan mengundang mereka untuk memberikan pertanyaan langsung.
“Saya tahu di antara kalian ada yang bertanya-tanya, ada yang takut, karena mendengar rumor atau percaya pada informasi yang tidak masuk akal. Jadi saya memutuskan untuk menjawab pertanyaan Anda secara langsung. Tanya saya apa saja dan saya akan berusaha menjawabnya sejelas mungkin,” ujar Macron dalam video yang sudah dilihat hampir satu juta kali dan mendapat ribuan komentar dan pertanyaan.
Saat ini, lebih dari 42 juta orang di Prancis telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sedangkan lebih dari 35 juta lainnya sudah divaksinasi penuh.
Untuk menekan penyebaran varian Delta Covid-19, pemerintahan Macron memperkenalkan rancangan undang-undang di parlemen yang mewajibkan health pass (tiket sehat) sebagai bukti sudah divaksin, sembuh, atau dinyatakan negatif Covid-19, bagi orang-orang yang ingin memasuki tempat-tempat publik seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, dan transportasi umum.
RUU itu juga mewajibkan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan untuk divaksinasi. RUU ini telah memecah populasi Prancis, karena ribuan orang memprotes kebijakan tersebut.
Dalam video kedua, Macron menanggapi komentar dari seorang pengikutnya yang mengatakan “jika seseorang masih muda dan dalam kondisi sehat, tidak perlu divaksinasi”.
"Dengan kondisi sehat sekalipun, orang-orang muda telah banyak yang harus dirawat di unit gawat darurat," ujar presiden.
"Bahkan banyak yang sudah sembuh dari Covid-19 tetapi masih mengalami sesak napas dan kelelahan selama berbulan-bulan," kata dia lagi. Macron menekankan bahwa vaksin tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga keluarga.
Dalam video ketiga, dia membahas gagasan populer lainnya bahwa vaksin tidak aman dan 100% efektif, sehingga seseorang masih bisa jatuh sakit setelah divaksinasi. Menurut Macron, semua vaksin yang diberikan sudah disetujui oleh para ilmuwan di seluruh dunia karena menunjukkan efisiensi yang tinggi.
“Saat ini 85 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Prancis adalah orang-orang yang tidak divaksinasi. Artinya, vaksinasi sangat mengurangi risiko terkena Covid-19. Vaksin menyelamatkan nyawa, Covid-19 membunuh," tandas dia.