REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel mengkonfirmasi telah menembakkan peluru artileri ke Lebanon. Penembakan tersebut sebagai tanggapan atas serangan roket Lebanon ke Israel.
"Tiga roket ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel. Sebagai tanggapan pasukan artileri menembak ke wilayah Lebanon," ujar pernyataan militer Israel, dilansir Aljazirah, Kamis (5/8).
Penyiar Israel, Channel 12 melaporkan bahwa, satu roket meledak di area terbuka dan yang lain dicegat oleh sistem pertahanan Israel, yang dikenal sebagai Iron Dome. Saksi di Lebanon juga melaporkan bahwa beberapa roket ditembakkan ke Israel.
Sirene peringatan serangan roket terdengar di beberapa komunitas Israel, termasuk kota Kiryat Shmona, dekat perbatasan Lebanon. Militer Israel mengatakan, mereka tidak memberlakukan pembatasan pada warga sipil di wilayah utara.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan , dia dan Menteri Pertahanan Benny Gantz telah diberi pengarahan tentang perkembangan dan mengawasi tanggapannya. Pada 20 Juli, dua roket diluncurkan dari Lebanon ke Israel. Serangan roket ini tidak menyebabkan kerusakan atau cedera. Insiden itu terjadi beberapa jam setelah seorang pejabat militer Suriah mengatakan, Israel melakukan serangan udara di dekat kota Aleppo di Suriah utara.
Kemudian pada Mei, Lebanon juga menembakkan roket beberapa kali ke Israel. Tentara Israel mengatakan roket mendarat di laut. Pada 14 Mei, seorang pria Lebanon ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel, setelah dia dan yang lainnya mencoba melintasi pagar keamanan di perbatasan. Pria tersebut melintasi perbatasan untuk mendukung warga Palestina dalam peringatan Hari Nakba ke-73.
Pada 2006, Israel melawan Hizbullah yang didukung Iran, dan merupakan kekuatan dominan di Lebanon selatan. Hizbullah diketahui memiliki roket canggih.