REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Kelompok Taliban mengancam akan melakukan lebih banyak serangan yang menargetkan para pemimpin Pemerintah Afghanistan. Ancaman disampaikan setelah mereka membom rumah Menteri Pertahanan (Menhan) Afghanistan Bismillah Khan Mohammadi.
“Serangan (ke kediaman Mohammadi) itu adalah awal dari operasi pembalasan terhadap lingkaran dan pemimpin pemerintahan Kabul yang memerintahkan serangan serta pembomban di berbagai bagian negara,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan pada Rabu (4/8), dikutip laman Al Araby.
Pada Selasa (3/8) lalu, rumah Mohammadi menjadi target serangan bom mobil. Saat insiden terjadi, dia sedang tidak berada di kediamannya. Namun, keluarganya segera dievakuasi. Para pelaku juga sempat melepaskan tembakan di dekat Zona Hijau yang dijaga ketat. Selain gedung pemerintahan, kawasan Zona Hijau turut menampung kedutaan besar sejumlah negara.
Pasukan khusus segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Baku tembak sempat terjadi dan berlangsung selama tiga jam. Setidaknya delapan orang, empat di antaranya adalah pelaku penyerangan, dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut. Sementara, korban luka mencapai lebih dari 20 orang. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Beberapa jam setelah serangan itu, ribuan warga Kabul turun ke jalan untuk menyuarakan kecaman terhadap Taliban. Selain menggemakan takbir, mereka turut meneriakkan kematian untuk Taliban. Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh turut berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Saat ini, pasukan Afghanistan sedang berusaha membendung perlawanan Taliban. Sejak Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya memutuskan hengkang dari Afghanistan, Taliban mulai melancarkan serangan untuk merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah di negara tersebut.