REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menunjuk komandan militer baru untuk wilayah Xinjiang. Wilayah di mana pihak berwenang China menahan lebih dari satu juta masyarakat minoritas muslim Uighur dengan alasan mencegah terorisme dan radikalisme.
Letnan Jenderal Wang Haijiang akan mengawasi kehadiran militer di wilayah barat laut yang berbatasan dengan sejumlah negara Asia Tengah. Wilayah itu seperti Pakistan dan Afghanistan yang akan tidak lagi dijaga pasukan Amerika Serikat (AS).
Seperti kepala Partai Komunis China di Xinjiang, Chen Quanguo, Wang juga pernah ditugaskan di Tibet. China mengerahkan banyak pasukannya ke perbatasan dengan India itu untuk menekan sentimen anti-pemerintah di masyarakat pribumi.
Penunjukkan Wang yang tidak diumumkan terungkap pada unggahan Distrik Militer Xinjiang di media sosial. Sebuah foto yang diunggah Rabu (4/8) menunjukkan ia memimpin perayaan pensiun seorang perwira senior.
Berdasarkan laporan media pemerintah China, Wang terlibat dalam perang perbatasan dengan Vietnam pada awal 1980-an dan anggota pasukan elite Angkatan Bersenjata China (PLA). China khawatir langkah AS menarik pasukannya di Afghanistan mendorong munculnya milisi bersenjata di sepanjang perbatasan.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengundang delegasi Taliban. Kelompok pemberontak itu merebut banyak wilayah di Afghanistan dalam waktu cepat dan saat ini tengah bertempur di kota-kota besar.
Dalam pertemuan tersebut Wang mengatakan China berharap Taliban akan fokus pada perundingan damai dan persatuan semua faksi dan kelompok etnis. Ia mengatakan China berharap Taliban akan 'menangani dengan tegas' East Turkistan Islamic Movement, kelompok yang China klaim sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan Xinjiang.