REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pihak berwenang Iran mengumumkan penutupan pelabuhan Milk pada Jumat (6/8). Pelabuhan ini merupakan salah satu perbatasan terpenting untuk kegiatan perdagangan dengan Afghanistan.
Penutupan ini menyusul datangnya eksodus warga Afghanistan dari kota Zaranj, ibu kota provinsi Nimroz, yang telah jatuh ke tangan Taliban. Wakil Gubernur untuk Urusan Keamanan di Sistan dan Baluchestan, Mohammad Hadi Marashi, mengatakan kepada kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah bahwa, perbatasan antara Iran dan Afghanistan di Distrik Susu provinsi telah ditutup. Penutupan dilakukan karena pertempuran yang sedang berlangsung di kota Zaranj, dekat perbatasan Iran.
"Kota Zaranj di Afghanistan jatuh ke tangan Taliban. Mereka menguasai sebagian besar wilayah kota, sebelum mundur setelah bala bantuan militer tiba di kota tersebut," ujar Marashi, dilansir Middle East Monitor, Ahad (8/8).
Marashi mengatakan, situasi di perbatasan saat ini sudah kondusif. Dia menambahkan, pemerintah mengerahkan tentara, pasukan perbatasan dan polisi di kawasan itu untuk menjaga kepentingan nasional.
"Pasukan keamanan ditempatkan di daerah perbatasan dan di Jembatan Ibrahim untuk memantau kemungkinan pergerakan Afghanistan," ujar Marashi.
Iran memiliki tiga pelabuhan perbatasan dengan Afghanistan. Ketiga pelabuhan itu adalah pelabuhan Dogaron yang menjadi salah satu pelabuhan komersial dan perjalanan terpenting antara Iran dan Afghanistan. Pelabuhan ini dikuasai Taliban pada 8 Juli.
Kemudian ada pelabuhan Islam Qala yang terletak 120 kilometer dari kota Herat, Afghanistan. Pelabuhan Islam Qala adalah rute transit penting antara kedua negara, yang menghubungkan distrik Herat ke provinsi Razavi Khorasan, di timur laut Iran.
Pelabuhan lainnya terletak di provinsi Nimroz. Ini adalah satu-satunya wilayah di Afghanistan yang berbatasan dengan Iran dan Pakistan. Perbatasan antara Afghanistan dan Iran membentang lebih dari 921 kilometer.
Tahun lalu, ekspor Iran ke Afghanistan berjumlah sekitar 4 miliar dolar AS. Sementara ekspor Afghanistan ke Iran diperkirakan hanya 40 dolar AS hingga 50 juta dolar AS.
Ketika konflik militer meningkat di Afghanistan barat, sejumlah keluarga asal Afghanistan melarikan diri ke daerah perbatasan Iran pada Jumat malam. Eghtesad Online menerbitkan sebuah video yang menunjukkan keluarga Afghanistan berdatangan menuju perbatasan Iran. Eghtesad Online melaporkan bahwa, sebagian besar pejabat Afghanistan dan perwira senior di pasukan militer termasuk di antara keluarga pengungsi yang memasuki wilayah Iran.
Direktur Jenderal Departemen Asia Barat Kementerian Luar Negeri Iran, Rasoul Mousavi menanggapi masuknya pengungsi Afghanistan di perbatasan Iran. "Peristiwa yang menyakitkan sedang terjadi. Ratusan orang berjalan menuju perbatasan Iran setelah serangan Taliban di Zaranj," ujarnya dalam cuitan di Twitter.
Taliban meningkatkan serangan ketika pasukan asing mulai meninggalkan Afghanistan. Taliban menguasai sebagian besar wilayah negara itu. Dalam beberapa hari terakhir, Taliban berupaya untuk mengepung tiga ibu kota regional Afghanistan, termasuk Herat dan Kandahar.