REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya siap merespons serangan udara Israel. Dia pun memperingatkan Hizbullah dapat meningkatkan aksi militernya di masa mendatang.
Nasrallah mengungkapkan serangan udara Israel ke Lebanon pekan ini merupakan perkembangan berbahaya. Hal itu belum pernah terlihat dalam 15 tahun terakhir. Dia mengatakan Hizbullah akan merespons setiap serangan udara Israel dengan cara yang cepat dan proporsional.
"Kami memilih kemarin membuka lahan di area perkebunan Shebaa untuk mengirim pesan, dan untuk mengambil langkah. Nanti kami dapat meningkatkan dengan langkah lain," kata Nasrallah dalam pidatonya pada Sabtu (7/8).
Pada Rabu (4/8) lalu, Israel menerima serangan roket dari Lebanon. Tak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi tersebut. Hizbullah juga tak memberikan komentar apa pun tentang serangan itu.
Israel merespons serangan tersebut dengan meluncurkan artileri ke Lebanon. Hizbullah pun menanggapi aksi itu dengan menembakkan roket ke arah pasukan Israel. Kedua belah pihak menargetkan lahan terbuka. Hal itu mengindikasikan Israel dan Hizbullah masih menahan untuk tidak terseret ke dalam konfrontasi lebih dalam.
Israel telah menerima beberapa kali serangan roket dari Lebanon. Situasi di perbatasan kedua negara pun sangat mudah memanas. Pada 2006, Israel diketahui sempat bertempur dengan Hizbullah yang diyakini mendapat dukungan Iran.