Senin 09 Aug 2021 07:34 WIB

Taipan Muslim UEA Diam-Diam Jadi Pendonor Pangan Israel  

Terdapat lima pendonor program ketahanan pangan Israel

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nashih Nashrullah
Terdapat lima pendonor program ketahanan pangan Israel. Ilustrasi Israel
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Terdapat lima pendonor program ketahanan pangan Israel. Ilustrasi Israel

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Taipan Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed Alabbar secara diam-diam menjadi penyokong dana untuk program ketahanan pangan Israel. 

Hal ini terungkap dalam Konferensi Prakarsa Keamanan Pangan Nasional yang diadakan pekan lalu di Tel Aviv. 

Baca Juga

Dilansir Middle East Monitor, Senin (9/8), konferensi tersebut mengungkapkan nama lima pendonor yang telah mendanai program ketahanan pangan, salah satunya adalah Alabbar.

Surat kabar bisnis harian, Ibrani Calcalist pada Kamis (5/8) melaporkan bahwa, lima pendonor telah memberikan bantuan dana senilai 550 juta NIS kepada ribuan keluarga yang mengalami kelaparan selama 18 tahun terakhir. 

Nama-nama penyokong dana tersebut diantaranya Moti Ben Moshe, Len Belvatnik dan Alabbar. Alabbar merupakan pemilik Emaar Properties, yang memiliki Burj Khalifa, yang terkenal sebagai menara tertinggi di dunia. 

Selama 18 tahun, para pendonor telah bersikap hati-hati agar kegiatan mereka tidak terekspos. Menurut Calcalist, mitra paling mengejutkan yang bergabung dengan inisiatif Israel pada 2018 adalah Alabbar.  

Calcalist melaporkan bahwa, Alabbar telah bergabung sebagai pendonor sebelum tercapainya kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab, termasuk UEA.  

Israel telah melakukan normalisasi hubungam dengan empat negara Arab yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Normalisasi itu dijembatani oleh Amerika Serikat (AS) melalui Kesepakatan Abraham atau Abraham Accord, yang diinisiasi di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. 

Kesepakatan itu mendapatkan kecaman dari Palestina. Para pemimpin Palestina mengatakan, negara-negara yang melakukan normalisasi telah meninggalkan posisi bersatu, di mana negara-negara Arab akan berdamai setelah solusi dua negara tercapai.  Negosiasi Palestina dan Israel untuk mencapai solusi dua negara telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun. 

 

Sumber: middleeastmonitor

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement