Selasa 10 Aug 2021 10:30 WIB

Setiap Dua Menit, Satu Warga Iran Meninggal Akibat Covid

Iran menjadi negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Orang Iran mengenakan masker wajah pergi berbelanja di sekitar bazaar besar Teheran di Teheran, Iran. Iran menjadi negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Orang Iran mengenakan masker wajah pergi berbelanja di sekitar bazaar besar Teheran di Teheran, Iran. Iran menjadi negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran masih berusaha mengendalikan penyebaran Covid-19 dan menekan angka kematian yang ditimbulkannya. Di negara tersebut, setiap dua menit terdapat satu orang meninggal akibat virus corona.

“Setiap dua detik, satu orang terinfeksi (Covid-19) di Iran dan hampir setiap dua menit satu orang meninggal karena virus corona,” kata televisi pemerintah Iran dalam laporannya pada Senin (9/8).

Baca Juga

Pada Senin lalu, Iran mencatatkan rekor baru dalam jumlah kematian harian akibat Covid-19 yakni mencapai 588 jiwa. Sejauh ini, sebanyak 94.603 warga di sana telah meninggal karena terinfeksi virus corona. Di hari yang sama, negara tersebut melaporkan 40.808 kasus baru. Dengan penambahan itu, total kasus yang sudah tercatat adalah 4.199.537.

Dengan angka kasus dan kematian tersebut, Iran menjadi negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi Covid-19. Menurut laporan media pemerintah, rumah sakit di beberapa kota di Iran telah kehabisan tempat tidur untuk pasien baru Covid-19. Dengan penerapan protokol pencegahan penularan Covid-19 yang masih rendah, kondisi di sana masih berpotensi memburuk.

Dari 83 juta populasi Iran, hanya empat persen yang telah divaksinasi penuh. Sejumlah warga di sana telah mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap berkontribusi dalam lambatnya kampanye vaksinasi.

Pada Januari lalu, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang impor vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Dia mengklaim vaksin dari kedua negara tersebut tak bisa diandalkan dan dapat menyebarkan infeksi. Pada saat bersamaan, Teheran menyalahkan sanksi Washington yang berperan dalam menghambat pembelian serta pengiriman vaksin dari negara lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement