REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) memberikan bantuan kemanusiaan senilai 165 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,37 triliun (dengan kurs Rp 14.394 per dolar AS) untuk Yaman. Washington berharap sumbangan itu dapat mendorong donor lain melakukan hal serupa.
“Kami mendukung upaya untuk mencegah kelaparan yang lagi-lagi menjadi ancaman sangat nyata (bagi Yaman). Pengumuman (bantuan) hari ini saya harap akan menghasilkan pengumuman lebih lanjut,” kata Utusan AS untuk Yaman Tim Lenderking pada Senin (9/8).
Bantuan dana tersebut akan disalurkan AS melalui US Agency for International Development (USAID). Pada Maret 2020, USAID menangguhkan sebagian pendanaannya ke beberapa bagian Yaman yang dikendalikan kelompok pemberontak Houthi. Hal itu dilakukan karena adanya kekhawatiran tentang campur tangan dan halangan dari Houthi.
Namun pada Maret lalu, USAID melanjutkan kembali dukungan untuk program-program tersebut. Selain konflik yang telah berkecamuk selama enam tahun antara Houthi dan pasukan pemerintah, Yaman juga menghadapi krisis ekonomi parah. Pembatasan impor bahan bakar dan makanan telah membuat harga di sana meroket di luar jangkauan banyak warganya.
Tahun ini, PBB dan AS mengintensifkan upaya untuk mengamankan terobosan guna mengakhiri konflik Yaman. Namun sejauh ini, usaha itu belum memperlihatkan hasil signifikan. Pekan lalu, PBB menunjuk diplomat Swedia, Hans Grundberg, sebagai utusan barunya untuk Yaman.