REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan China mengadakan latihan militer bersama skala besar di China utara-tengah. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada Selasa (10/8), latihan tersebut melibatkan lebih dari 10.000 tentara.
Latihan Sibu/Cooperation-2021 di wilayah Ningxia sedang diawasi untuk tanda-tanda bahwa China dan Rusia sedang memperluas kerjasama militer. Kementerian Pertahanan menyatakan, Moskow mengirim pesawat tempur Sukhoi Su-30SM, unit senapan bermotor, dan sistem pertahanan udara ke latihan yang difokuskan pada kontra-terorisme.
Surat kabar Rusia Kommersant mengatakan, latihan akan berlangsung hingga Jumat (13/8). Latihan besar itu menandai pertama kalinya tentara Rusia menggunakan senjata Cina, meskipun kedua negara telah melakukan latihan sejak 2005.
Latihan itu dilakukan ketika Taliban telah menguasai wilayah di Afghanistan. Kondisi keamanan di wilayah itu telah memburuk ketika Amerika Serikat menarik pasukannya setelah dua dekade perang, sehingga menciptakan masalah keamanan bagi Rusia.
Secara terpisah, Rusia pun telah menyelesaikan latihan bersama dengan pasukan Uzbekistan dan Tajikistan di dekat perbatasan Afghanistan pda Selasa. Moskow juga mengatakan pihaknya sedang membangun pangkalan militernya di Tajikistan dengan senapan serbu dan senjata lainnya.
Moskow beralih ke China pada 2014 ketika hubungan politiknya dengan Barat merosot ke posisi terendah sejak Perang Dingin atas pencaplokan Krimea dari Ukraina. Terlebih lagi China adalah mitra dagang terbesar Rusia.