REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, sekitar 390 ribu orang Afghanistan telah mengungsi dan mencari perlindungan yang aman. Pernyataan PBB tersebut dilontarkan di tengah peningkatan serangan Taliban yang bertujuan untuk kembali menguasai Afghanistan.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan, telah terjadi lonjakan besar perpindahan orang sejak Mei. Sekitar 5.800 Pengungsi Internal (IDP) tiba di Kabul antara 1 Juli dan 5 Agustus. Mereka mencari keselamatan dari konflik dan ancaman lainnya. Sebagian besar pengungsi tinggal bersama keluarga dan teman, tetapi beberapa tinggal di tempat terbuka.
"Meskipun situasi keamanan memburuk, badan-badan kemanusiaan tetap berada di lokasi dan mengirimkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, yang jumlahnya mencapai 7,8 juta orang dalam enam bulan pertama tahun ini," kata Dujarric, dilansir Anadolu Agency, Kamis (12/8).
"Kemampuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan LSM lokal dan internasional untuk memberikan bantuan tergantung pada birokrasi oleh para pihak, keamanan staf, dan dana tambahan yang segera dimobilisasi," kata Dujarric menambahkan.
Dujarric mengatakan, sepuluh tim kemanusiaan telah dikerahkan ke Afghanistan untuk menilai situasi pengungsi yang tinggal di tempat terbuka di Kabul. Mereka telah mengidentifikasi lebih dari 4.500 pengungsi yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak membutuhkan tempat tinggal, makanan, sanitasi dan air minum.
Kekerasan telah meningkat di seluruh Afghanistan, sejak penarikan pasukan asing pimpinan AS pada Mei lalu. Penarikan pasukan dilakukan secara bertahap dan ditargetkan rampung pada akhir Agustus. Mereka ditarik dari Afghanistan setelah menjalani operasi militer selama 20 tahun.
Taliban dengan cepat merebut beberapa distrik administratif yang lebih kecil. Saat ini Taliban menargetkan kota-kota besar dan kecil. Sejauh ini Taliban telah merebut sembilan pusat provinsi dari pasukan keamanan pemerintah dalam enam hari.