REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Taliban mengklaim telah merebut kota strategis Ghazni, Afghanistan Tengah, pada Kamis, menjadikannya ibu kota provinsi ke-10 yang jatuh ke tangan gerilyawan di negara yang dilanda perang itu. Terletak hanya sekitar 150 kilometer dari Kabul, Ghazi menghubungkan Afghanistan Selatan dan Barat dengan ibu kota.

"Ghazni, ibu kota Provinsi Ghazni, juga ditaklukkan," cuit juru bicara Taliban Zabiullah Mujahed dengan menyertakan foto gerilyawan Taliban yang berkeliaran di Ghazni.

“Beberapa saat yang lalu di Kota Ghazni, gubernur, kepala polisi, penjara, unit cadangan, kuil, sepenuhnya ditaklukkan. Sejumlah tentara tewas dan puluhan lainnya menyerah. Senjata dan peralatan juga disita,” ungkap dia.

Nasir Ahmad Faqiri, ketua majelis provinsi, membenarkan hal itu dengan menjelaskan bahwa itu terjadi sebagai hasil dari "kesepakatan" dengan gubernur provinsi. Perebutan kota itu terjadi sehari setelah perombakan besar-besaran di kepemimpinan Tentara Nasional Afghanistan.

Di tengah meningkatnya kemajuan Taliban di Afghanistan, Jenderal Hibatullah Alizai mengambil alih jabatan sebagai kepala angkatan bersenjata, sementara Jenderal Sami Sadat mengambil alih komando pasukan khusus.

Sadat sebelumnya memimpin Korps 215-Maiwand di Afghanistan Selatan, sedangkan Jenderal Alizai sebelumnya memimpin pasukan khusus tentara. Pada Rabu, gerilyawan Taliban mengumumkan mereka telah merebut Fayzabad, pusat Provinsi Badakhshan, di sebelah Tajikistan.

Meskipun tentara Afghanistan mengklaim banyaknya korban jiwa berjatuhan dari pihak Taliban, tetapi Taliban terus membuat kemajuan. Ghazni menjadi ibu kota provinsi ke-10 yang sebagian atau seluruh wilayahnya dikuasai oleh Taliban setelah Fayzabad, Aybak, Qala-e-Nau, Lashkargah, Zaranj, Sheberghan, Kunduz, Taluqan, dan Sar-e-Pul.

Ikuti Whatsapp Channel Republika