Jumat 13 Aug 2021 14:12 WIB

Taliban Rebut Kota Afghanistan, AS dan Inggris Kirim Pasukan

Penguasaan atas Kandahar dan Herat menjadi kemenangan terbesar Taliban sejak Mei

Red: Nur Aini
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.
Foto: AP/Hussein Sayed
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok bersenjata Taliban mengklaim telah merebut dua kota terbesar Afghanistan pada Kamis (12/8) waktu setempat. Sementara, Amerika Serikat dan Inggris akan mengirim ribuan tentara untuk membantu evakuasi staf kedutaan mereka.

Penguasaan atas Kandahar dan Herat, kota terbesar kedua dan ketiga di Afghanistan, menjadi kemenangan terbesar Taliban sejak mereka mulai mengintensifkan serangan pada Mei. Jatuhnya kota-kota besar adalah tanda bahwa orang-orang Afghanistan menerima Taliban, kata juru bicara kelompok itu seperti dikutip stasiun TV Aljazirah.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Kamis. Mereka mengatakan pada Ghani bahwa AS "tetap berkepentingan dengan keamanan dan stabilitas Afghanistan" dan berkomitmen mendukung sebuah solusi politik atas konflik di sana.

Menanggapi kemajuan Taliban yang begitu cepat, Pentagon mengatakan mereka akan mengirim sekitar 3.000 tentara tambahan dalam 48 jam untuk membantu evakuasi staf kedutaan.

"Kami berharap dapat menarik staf diplomatik penting di Afghanistan dalam beberapa pekan ke depan," kata juru bicara Kemlu AS Ned Price, seraya menambahkan bahwa kedutaan tidak ditutup.

Seorang sumber yang memahami hal itu mengatakan tak ada jaminan kedutaan AS akan tetap dibuka. Kemlu mengatakan mereka juga akan mempercepat penerbitan visa imigrasi khusus bagi warga Afghanistan yang telah membantu pemerintah AS di negara itu. Pemerintah Inggris mengatakan akan mengerahkan sekitar 600 tentara untuk mengeluarkan warga negara mereka dan penerjemah lokal Afghanistan.

Ketika PBB memperingatkan bahwa serangan Taliban yang makin mendekati ibu kota Kabul akan menjadi "malapetaka bagi warga sipil", AS dan Jerman mendesak semua warga negara mereka untuk meninggalkan Afghanistan secepatnya. Di Qatar, utusan khusus internasional untuk Afghanistan menyebut percepatan proses perdamaian sebagai sebuah "hal yang sangat mendesak" dan menyerukan penghentian segera serangan terhadap kota-kota di sana.

Jatuhnya Kandahar dan Herat dikabarkan oleh sejumlah media, termasuk Associated Press. "Seperti yang Anda lihat, kami berada di dalam markas polisi Herat sekarang ini," kata seorang pejuang Taliban dalam video yang dibagikan oleh juru bicara kelompok itu, Qari Yousuf Ahmadi.

Sebelumnya pada Kamis, Taliban merebut Ghazni, kota yang dilintasi jalan utama antara Kandahar dan Kabul dan berjarak sekitar 150 km barat daya dari ibu kota itu. Pada Rabu, pejabat pertahanan AS yang mengutip pihak intelijen mengatakan Taliban dapat mengepung Kabul dalam 30 hari dan kemungkinan merebut kota tersebut dalam 90 hari. Karena jaringan telepon putus di banyak tempat, Reuters tidak bisa segera mengontak pejabat Afghanistan untuk mengonfirmasi kota-kota mana saja yang masih dikendalikan oleh pemerintah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement