REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan Negeri Panzer akan mengurangi jumlah staf di Kedutaan Besar mereka di Afghanistan dan meningkatkan keamanannya. Langkah serupa sebelumnya juga diambil Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.
"Tim koordinasi krisis pemerintah juga memutuskan untuk memajukan rencana untuk mengirimkan pesawat sewaan yang awalnya dikirim pada akhir Agustus," kata Maas pada jurnalis di Denzlingen, Jumat (13/8).
Maas mengatakan pesawat itu akan digunakan untuk membawa staf kedutaan serta warga Afghanistan yang membantu mereka. Warga Afghanistan yang tak memiliki visa dapat mengurus dokumen mereka di Jerman untuk mempercepat prosesnya.
Sebelumnya dilaporkan AS memutuskan mengurangi jumlah staf di Kedutaan Besar di Kabul. Taliban berhasil merebut banyak wilayah. AS mengerahkan 3.000 pasukan untuk membantu proses evakuasi.
Hal ini menunjukkan harapan Washington untuk menghentikan Taliban dengan diplomasi dan mempertahankan ibu kota Kabul telah menyusut. Asesmen intelijen AS pekan ini menyimpulkan Taliban dapat mengepung Kabul dalam 30 hari dan merebutnya dalam 90 hari.
"Setiap hari kami mengevaluasi situasi keamanan untuk menentukan bagaimana menjaga mereka yang bekerja di kedutaan tetap aman," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
"Kami memprediksi untuk menurunkan kehadiran diplomasi inti di Afghanistan dalam beberapa pekan ke depan," tambahnya.
Price menegaskan AS tidak menutup kedutaannya di Afghanistan. Namun salah satu sumber yang mengetahui isu ini mengatakan tidak ada jaminan kedutaan tetap dibuka.