REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah foto yang mengabadikan kekalahan AS di Vietnam menyebar di media sosial ketika Washington menyatakan akan mengirim sekitar 3.000 tentara untuk membantu evakuasi staf Kedutaan Besar AS di Kabul.
Foto tersebut menunjukkan para pengungsi yang menaiki helikopter di atap sebuah gedung. Pari kritikus menganggap AS seperti mengulang kesalahan sama saat secara memalukan menarik dari Saigon dalam akhir perang vietnam pada 1975.
"Presiden Biden melihat bahwa cara cepat untuk mengakhiri perang adalah dengan kalah," ujar Senator dari Partai Republik McConnel seperti dilansir the Guardian sebelum kejatuhan Kabul.
"Keputusan Biden telah membuat kita menuju sekuel yang lebih memalukan dari Saigon dari 1975."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menolak membandingkan penarikan pasukan dari Afghanistan dengan keluarnya AS dari Vietnam beberapa dekade lalu. Dalam wawancara dengan media AS pada Ahad (15/8), Blinken membela keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan pada akhir Agustus, meskipun keputusan itu menuai kritik.
Baca juga : Taliban Kuasai Kabul, Presiden Ghani Lari ke Tajikistan
"Ingat, ini bukan Saigon," kata Blinken kepada CNN, yang merujuk pada jatuhnya Saigon pada 1975 di akhir Perang Vietnam.
“Kami pergi ke Afghanistan 20 tahun yang lalu dengan satu misi, yaitu untuk menangani orang-orang yang menyerang kami pada 9/11, dan kami telah berhasil menjalankan misi itu," ujar Blinken.
Pada Sabtu (14/8), Presiden Biden mengizinkan pengerahan 5.000 tentara untuk membantu evakuasi staf Kedutaan Besar AS di Kabul dan stad lokal Afghanistan. Blinken mengkonfirmasi bahwa, staf diplomatik telah dievakuasi ke bandara Kabul.
Para diplomat diangkut ke bandara Kabul dengan menggunakan helikopter. Seorang sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sebagian besar staf AS diperkirakan akan dievakuasi dari Kabul dalam satu atau dua hari ke depan.
“Itulah sebabnya presiden mengirim sejumlah pasukan untuk memastikan bahwa, kami melakukan penarikan staf diplomatil dengan cara yang aman dan tertib. Pada saat yang sama, kami tetap mempertahankan kehadiran diplomatik inti di Kabul,” ujar Blinken dalam wawancara dengan ABC News.
Baca juga : Taliban: Kami Siap Berdialog