REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Senin mengatakan, kegagalan militer Amerika Serikat di Afghanistan memberikan kesempatan untuk membangun perdamaian abadi di negara itu. Para milisi Taliban telah menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Ahad (15/8) --menyusul kekalahan tentara Afghanistan yang didukung AS.

"Kekalahan militer Amerika dan penarikannya harus menjadi kesempatan untuk memulihkan kehidupan, keamanan, dan perdamaian yang bertahan lama di Afghanistan," kata Raisi seperti dikutip TV pemerintah Iran."

Washington menuduh Iran di masa lalu memberikan bantuan rahasia kepada Taliban dalam melawan pasukan AS. Teheran yang mendukung pemerintahan Afghanistan inklusif untuk mencakup semua kelompok etnis dan sekte, telah membantah tuduhan AS itu.

Iran mendukung upaya untuk memulihkan stabilitas di Afghanistan dan, sebagai negara tetangga dan saudara. Iran mendorong semua kelompok di Afghanistan untuk mencapai kesepakatan nasional."Muslim Syiah Iran telah menjadi musuh Taliban Muslim Sunni garis keras selama beberapa dekade, tetapi selama beberapa tahun terakhir telah secara terbuka bertemu dengan para pemimpin Taliban," ujar Raisi.

Pada Juli, Teheran menjadi tuan rumah pertemuan perwakilan pemerintah Afghanistan saat itu dan komite politik tingkat tinggi Taliban.Iran, negara penghasil minyak, merupakan tujuan bagi banyak warga Afghanistan yang mencari pekerjaan atau pergi menghindari perang.

Iran pada Ahad telah menyiapkan akomodasi di tiga provinsi untuk memberikan perlindungan sementara bagi warga Afghanistan yang pergi menyelamatkan diri dari negara mereka.

Baca juga : Ingat Taliban, Ingat Malala Yousafzai

Tetapi dengan ekonominya yang tertekan oleh sanksi AS, Iran telah mendorong lebih dari dua juta lebih pengungsi Afghanistan yang tidak berdokumen dan lebih dari 800 ribu yang terdaftar di Republik Islam itu untuk kembali pulang ke negara mereka.

Ikuti Whatsapp Channel Republika