Rabu 18 Aug 2021 05:55 WIB

Australia tak Bisa Evakuasi Semua Warga Afghanistan

Australia akan mengirim 250 personel militer ke Kabul.

Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.
Foto: Antara
Ribuan warga Afghanistan bergegas meninggalkan kota Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia tidak bisa mengevakuasi semua warga Afghanistan yang bekerja dengan militernya. Demikian disampaikan Perdana Menteri Scott Morrison pada Selasa.

Perdana Menteri Morrison mempersiapkan rencana evakuasi setelah Taliban menguasai Afghanistan.Pemerintah Australia mengatakan pada Senin akan mengirim 250 personel militer ke Kabul untuk mengevakuasi warganya dan sejumlah warga Afghanistan yang telah diberikan visa bekerja dengan Australia.

Baca Juga

Pasukan AS yang mengendalikan bandara Kabul melanjutkan penerbangan evakuasi pada Selasa, sehari setelah kekacauan ketika warga Afghanistan yang putus asa berusaha melarikan diri.

"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mereka yang telah mendukung kami, seperti yang kami lakukan hingga hari ini," kata Morrison kepada wartawan di Canberra.

"Tetapi saya ingin berbicara secara terbuka dengan para veteran bahwa terlepas dari upaya terbaik kami, saya tahu bahwa dukungan tidak akan mencapai semua yang seharusnya."

Australia adalah bagian dari pasukan internasional pimpinan NATO yang memerangi Taliban dan melatih pasukan keamanan Afghanistan bertahun-tahun setelah gerilyawan digulingkan pada 2001.Lebih dari 39 ribu personel militer Australia bertugas di Afghanistan dan 41 di antaranya tewas di negara itu.

Pengakuan Morrison akan memicu kritik terhadap pemerintahnya setelah mantan personel militer Australia mengatakan bahwa penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan membuat warga Afghanistan yang bekerja dengan Australia dalam bahaya.

Morrison mengatakan Australia memiliki visa jalur cepat untuk 430 orang dari Afghanistan.Pemerintah mengatakan pada Selasa bahwa tidak ada seorang pun warga Afghanistan di Australia yang akan dideportasi kembali ke negaranya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement