REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Kabul tetap buka dan beroperasi secara penuh. Media pemerintah Iran pada Selasa (17/8) melaporkan, Kedubes Iran tetap beroperasi seperti biasa meski Taliban telah menguasai Kabul dan wilayah penting lainnya, termasuk pedesaan.
"Kedutaan Republik Islam Iran di Kabul sepenuhnya buka dan beroperasi secara aktif. Konsulat Jenderal Iran di Herat juga buka dan beroperasi" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, dikutip kantor berita resmi IRNA.
Sebelumnya pada Ahad, Khatibzadeh mengatakan, Iran telah menghentikan kegiatan di konsulatnya di sejumlah kota di Afghanistan yaitu Mazar-i-Sharif, Jalalabad, dan Kandahar. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan menunjukkan kegagalan militer AS dalam menciptakan perdamaian di negara tersebut.
Syiah Iran telah lama menjadi musuh Taliban yang berpaham Sunni di Afghanistan. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, para pejabatnya secara terbuka bertemu dengan para pemimpin Taliban. Pada Juli lalu, Teheran menjadi tuan rumah pertemuan perwakilan pemerintah Afghanistan dan komite politik tingkat tinggi Taliban.
Taliban mulai melancarkan serangan dan menguasai wilayah strategis sejak pasukan AS dan NATO ditarik dari Afghanistan mulai Mei lalu. Pemerintah AS menargetkan penarikan pasukan akan selesai pada akhir Agustus. Presiden AS Joe Biden menekankan, dia tidak pernah menyesali keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan.
Banyak negara mengevakuasi staf kedutaan mereka dari Kabul, karena kekhawatiran atas situasi keamanan setelah Taliban merebut kota itu. Ribuan warga Afghanistan memadati bandara untuk melarikan diri dari negara mereka, setelah Taliban berkuasa.
Taliban telah memerintahkan pasukan mereka untuk menjaga keamanan, dan tidak memasuki gedung diplomatik. Taliban juga melarang pasukan mereka mengganggu kendaraan kedutaan.