Rabu 18 Aug 2021 15:13 WIB

Polisi Israel Boikot Upacara Kelulusan Siswa Palestina

Upacara digelar untuk menghormati siswa Palestina yang lulus ujian matrikulasi umum

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Seorang anak muda memegang bendera saat unjuk rasa mendukung warga Palestina di Dearborn, Mich., Selasa, 18 Mei 2021.
Foto: AP/Paul Sancya
Seorang anak muda memegang bendera saat unjuk rasa mendukung warga Palestina di Dearborn, Mich., Selasa, 18 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel menyerbu sebuah upacara yang diadakan di Kota al-Issawiya di Utara Yerusalem. Upacara itu digelar untuk menghormati siswa Palestina yang lulus ujian matrikulasi umum sekolah menengah 'Tawjihi'. Sumber-sumber lokal mengatakan polisi Israel dan petugas intelijen menyerbu upacara yang diadakan di stadion olahraga Yasser Arafat di al-Issawiya.

Dilansir Wafa News, Selasa (17/8), polisi Israel menyebut boikot agenda tersebut berlangsung dengan dalih agenda itu disponsori oleh Otoritas Nasional Palestina. Polisi Israel mengusir para peserta dan penonton setelah mengancam penyelenggara upacara dan menutup gerbang stadion. Polisi selanjutnya menahan penyelenggara Aziz Obaid.

Baca Juga

Koordinator Kemanusiaan PBB di Wilayah Pendudukan Palestina, Lynn Hastings, sebelumnya menyebut pendidikan merupakan aspek penting yang harus diberikan kepada anak-anak Palestina. Tahun ajaran sebelumnya adalah masa tersulit bagi para siswa, terutama karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan mereka belajar daring. Sementara hanya 35 persen rumah tangga Palestina yang memiliki akses ke komputer di rumah.

Menurutnya, anak-anak tidak hanya memiliki hak atas pendidikan yang aman. Anak-anak juga harus diberikan perlindungan khusus di bawah hukum hak asasi manusia internasional mengingat kerentanan khusus mereka. Sementara sejak awal 2021, total 79 anak Palestina telah dilaporkan meninggal dan 1.269 terluka.

Dia juga menyebut sebanyak 67 anak gugur di Jalur Gaza karena serangan Israel baru-baru ini. Termasuk konflik di Yerusalem Timur yang menyebabkan 11 anak tewas pada tahun 2021 dan 584 terluka (378 karena gas air mata) oleh pasukan Israel.

Sebanyak 24 anak Palestina juga dikatakannya juga telah terluka oleh pemukim di Tepi Barat sejak awal tahun. “Israel memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dan guru dari pelecehan dan kekerasan oleh pemukim dalam perjalanan mereka ke dan dari sekolah dan dalam hal apa pun,” terang Hastings.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement