Rabu 18 Aug 2021 16:47 WIB

Wakil PM Malaysia Jadi Kandidat Kuat Gantikan Muhyiddin

Raja Malaysia meminta perdana menteri baru mengajukan mosi percaya di parlemen

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Mantan perdana menteri Malaysia Muhyiddin Yassin
Foto: AP/FL Wong
Mantan perdana menteri Malaysia Muhyiddin Yassin

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Wakil Perdana Menteri Malaysia dan politisi dari Partai Orgaisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Ismail Sabri Yaakob muncul sebagai kandidat utama untuk menjadi perdana menteri berikutnya. Dia telah mendapatkan suara mayoritas dari partai politik yang berada di koalisi mantan perdana menteri Muhyiddin.

Ismail Sabri mempelopori kebijakan keamanan selama krisis Covid-19 dan dipromosikan menjadi wakil perdana menteri pada Juli. Sementara itu, Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim juga berusaha mengamankan dukungan untuk membentuk pemerintahan.

Baca Juga

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah meminta agar perdana menteri baru yang telah ditunjuk olehnya segera mengajukan mosi percaya di parlemen, Rabu (18/8). Hal itu bertujuan untuk membuktikan secara sah mayoritas para anggota dewan.

"Yang Mulia mengatakan bahwa perdana menteri yang telah ditunjuk oleh agong berdasarkan pasal 40(2)(a) dan 43(2)(a) Konstitusi Federal harus sesegera mungkin mengajukan mosi percaya pada DPR untuk membuktikan bahwa dia mendapat kepercayaan mayoritas anggota parlemen," ujar juru bicara Istana Negara Malaysia Ahmad Fadil Syamsuddin dalam sebuah pernyataan dikutip laman Channel News Asia, Rabu (18/8).

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa dalam pertemuan dengan para pemimpin partai politik Selasa kemarin, Raja telah menekankan bahwa konsensus dan kejujuran di antara anggota parlemen sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kesejahteraan dan keselamatan rakyat tetap menjadi prioritas. "Anggota DPR perlu menunjukkan solidaritas dengan melanjutkan upaya, memberikan komitmen tinggi dan memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat," ujarnya.

Raja Malaysia juga mengatakan agar seluruh anggota dewan yang berjumlah 220 orang menyerahkan nama perdana menteri baru sebelum pukul 16.00 waktu setempat pada hari ini, Rabu. "Yang Mulia telah menyatakan gejolak politik yang tidak berkesudahan tanpa henti telah mengganggu jalannya pemerintahan disaat kita masih menghadapi ancaman pandemi Covid-19," kata pernyataan Istana.

Selanjutnya, Raja Malaysia akan memimpin pertemuan dengan raja-raja Melayu untuk membahas masalah terkini yang dijadwalkan pada Jumat. Namun, belum jelas apakah keputusan perdana menteri baru akan diumumkan setelah itu.

 

Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin (16/8) setelah mengakui bahwa dia telah kehilangan mayoritas di parlemen. Namun hingga kini dia tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya disebutkan.

Pengunduran diri tersebut telah memperdalam krisis politik selama berbulan-bulan ketika Malaysia bergulat dengan lonjakan Covid-19 dan kemerosotan ekonomi. Tidak ada partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen, sehingga calon yang menang harus membentuk koalisi.

Malaysia berada dalam kondisi politik yang berubah-ubah sejak tuduhan korupsi yang meluas menyebabkan kekalahan UMNO dalam pemilu 2018 yang telah memerintah selama lebih dari 60 tahun sejak kemerdekaan. Mahathir Mohamad memimpin oposisi menuju kemenangan pemilihan untuk pertama kalinya, tetapi aliansi itu runtuh karena pertikaian tahun lalu.

Muhyiddin kemudian berkoalisi dengan parpol yang kalah dalam pemilu, termasuk UMNO. Namun, aliansi itu juga rapuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement