REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah bersumpah akan kembali ke negaranya untuk melanjutkan perjuangan demi hak dan nilai-nilai rakyat. Dalam pernyataan perdana melalui video, Ghani memberikan dukungan untuk pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Taliban oleh mantan Presiden Hamid Karzai dan perunding perdamaian terkemuka Abdullah Abdullah.
“Saya bangga dengan pasukan keamanan kami, mereka belum dikalahkan, kami kalah di front politik. Itu adalah kegagalan kepemimpinan pemerintah, kepemimpinan Taliban dan masyarakat internasional. Itu adalah kegagalan proses perdamaian," kata Ghani, dilansir Anadolu Agency, Kamis (19/8).
Ghani meninggalkan Afghanistan ketika Taliban menguasai ibu kota Kabul, setelah pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri atau menyerah. Ghani menyatakan, dia meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah di Kabul.
"Saya sedang berkonsultasi untuk kepulangan saya ke Afghanistan sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam dan nasional yang sejati," kata Ghani.
Dia mengaku tidak berniat untuk melarikan diri dari negara atau hidup di pengasingan. Ghani menepis tuduhan bahwa dia melarikan diri dengan membawa uang tunai dalam jumlah besar. Menurutnya, tuduhan tersebut merupakan upaya pembunuhan karakter.
“Anda dapat memverifikasi ini dengan Bea Cukai UEA. Saya tidak punya waktu untuk mengganti sepatu saya. Keamanan saya meminta saya untuk pergi karena ada ancaman yang akan segera terjadi kepada saya sebagai kepala negara,” kata Ghani.
Baca juga : Kelompok Aliansi Utara Siap Melawan Taliban
Ghani mengatakan, dia ingin mentransfer kekuasaan secara damai dengan Taliban. Namun ada sebuah ancaman yang membuatnya terpaksa pergi dari Afghanistan, ketika Taliban menguasai Kabul.
“Saya diberitahu bahwa Taliban ada di Kabul. Ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki Kabul. Tapi mereka melakukannya. Saya tidak ingin digantung, karena sebagai presiden, saya adalah kehormatan Afghanistan. Saya tidak takut mati," kata Ghani.