REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan dari delegasi Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (18/8). Pertemua ini menandai kemajuan hubungan antara kedua negara yang selama ini dinilai cukup bersaing.
Delegasi UEA dipimpin oleh penasihat keamanan nasional negara itu, Tahnoun bin Zayed. Dalam pernyataan singlat, Erdogan dan Zayed mengatakan bahwa di antara topik yang dibahas dałam pertemuan adalah tentang perdagangan dan investasi ekonomi.
Turki dan UEA selama bertahun-tahun memiliki hubungan yang sulit, mengingat masing-masing saling bertentangan dalam banyak hal. Di antaranya adalah bersebrangan dalam konflik di Libya. Kedua negara mendukung pihak yang tak sama dan mengalami perdebatan tentang isu-isu regional lainnya.
Dałam wawancara yang disiarkan di televisi nasional Turki, Erdogan mengatakan pembicaraan yang diadakan dengan Abu Dhabi selama beberapa bulan terakhir dan dipimpin oleh intelijen Turki telah mencapai tahap tertentu. Ia mengatakan bahwa akan ada beberapa pembicaraan lagi dalam proses mendatang.
"Kami mendukung aktor utama di kawasan yang secara langsung bernegosiasi dan menyelesaikan masalah,” ujar Erdogan dalam sebuah pernyataan pasca pembicaraan dengan delegsi UEA, dilansir Al Araby, Kamis (19/8).
Sebelumnya, UEA juga mendukung klaim energi Yunani di perairan Mediterania timur yang disengketakan. Namun, Erdogan melakukan upaya menjangkau berbagai pihak regional, termasuk dengan Mesir.
Turki telah mencoba untuk keluar dari isolasi diplomatik yang berkembang, dengan Erdogan yang berupaya ‘mendinginkan’ investor asing dalam ekonomi negara yang rapuh. Pascapertemuan, kantor kepresidenan mencatat bahwa kedua belah pihak membahas investasi UEA di Turki.