Jumat 20 Aug 2021 00:05 WIB

AS akan Bagikan Booster Vaksin pada September

Booster baksin diberikan mulai 8 bulan setelah dosis kedua individu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikkan. ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikkan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat kesehatan AS dan pakar medis mengumumkan, Rabu (18/8), dosis booster vaksin Covid-19 akan diberikan pada musim gugur ini. Kebijakan ini tunduk pada otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan ditandatangani dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

"Kami siap menawarkan suntikan booster untuk semua orang Amerika mulai 20 September dan mulai 8 bulan setelah dosis kedua individu," ujar pejabat kesehatan AS, termasuk Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky dan Komisaris Penjabat FDA Dr. Janet Woodcock, dilansir di CNN, Kamis (19/8).

Baca Juga

Walensky menjelaskan, individu yang memenuhi syarat mendapatkan booster adalah mereka yang telah divaksinasi lengkap paling awal dalam peluncuran vaksinasi, termasuk penyedia layanan kesehatan, penghuni panti jompo, dan lansia lainnya.

"Kami juga akan memulai upaya untuk memberikan suntikan booster langsung ke penghuni fasilitas perawatan jangka panjang pada waktu itu, mengingat distribusi vaksin ke populasi ini di awal peluncuran vaksin dan terus meningkatnya risiko yang ditimbulkan Covid-19 kepada mereka," kata pernyataan itu.

Para pejabat menulis, vaksin Covid-19 sangat efektif dalam mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian, bahkan terhadap varian Delta yang beredar luas. Namun, jelas bahwa perlindungan terhadap virus corona mulai berkurang seiring waktu.

Perlindungan saat ini terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian dapat berkurang dalam beberapa bulan ke depan, terutama di antara mereka yang berisiko lebih tinggi atau divaksinasi selama fase awal peluncuran vaksinasi 

"Untuk alasan itu, kami menyimpulkan bahwa suntikan booster akan diperlukan untuk memaksimalkan perlindungan yang diinduksi vaksin dan memperpanjang daya tahannya," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu ditandatangani oleh Walensky, Woodcock, Ahli Bedah Umum Dr. Vivek Murthy, Direktur Institut Kesehatan Nasional Dr. Francis Collins, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Dr. Anthony Fauci, Asisten Sekretaris Kesehatan Dr. Rachel Levine, Kepala Ilmu Pengetahuan Petugas Tanggap COVID Dr. David Kessler dan Ketua Gugus Tugas Pemerataan Kesehatan COVID Dr. Marcella Nunez-Smith.

Sementara dosis booster awal itu adalah untuk vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna. Para pejabat mencatat dalam pernyataan bahwa mereka mengantisipasi suntikan booster kemungkinan akan diperlukan untuk orang-orang yang awalnya menerima vaksin Johnson & Johnson. 

"Administrasi vaksin J&J tidak dimulai di AS hingga Maret 2021, dan kami mengharapkan lebih banyak data tentang J&J dalam beberapa minggu ke depan," kata pernyataan itu.

CDC juga mengatakan pada hari Rabu (18/8) bahwa FDA akan meninjau data tentang booster di kalangan remaja untuk menentukan kapan orang yang lebih muda dari 18 tahun akan menjadi bagian dari peluncuran tersebut.

Para pejabat mengakhiri pernyataan itu dengan mencatat bahwa mereka terus memperluas upaya untuk meningkatkan pasokan vaksin secara global untuk negara-negara lain, membangun lebih dari 600 juta dosis yang telah dikomitmenkan untuk disumbangkan secara global. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement