REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Anggota parlemen Jerman pada Rabu (18/8) mengecam Menteri Luar Negeri Heiko Maas atas kegagalan kebijakannya terkait Afghanistan, terutama penanganan evakuasi orang-orang Afghanistan yang dinilai buruk.
Evakuasi tersebut dilakukan ketika militer Jerman berpacu dengan waktu untuk mengangkut warga negara dan staf lokal Afghanistan yang tersisa keluar dari negara itu.
Menjelang sesi khusus Komite Urusan Luar Negeri tentang situasi di Afghanistan, ketua komite Persatuan Demokrat Kristen (CDU), Norbert Roettgen, melontarkan kritikan tajam ke pemerintah karena salah menilai situasi politik di Afghanistan selama beberapa minggu terakhir.
Roettgen tak hanya menyebut peristiwa di negara yang dilanda perang itu sebagai "bencana politik dan drama manusia", tetapi juga "kegagalan moral Barat".
"Masih ada banyak orang di Kabul yang perlu kita bawa ke tempat yang aman di Jerman. Itu tanggung jawab kita. Namun, Namun, tidak jelas berapa lama lagi bandara di sana akan tetap beroperasi dan apakah orang-orang masih bisa datang ke bandara," tambah dia.
Pernyataan Roettgen digaungkan oleh wakil parlemen oposisi yang melontarkan tuduhan serius terhadap pemerintah Jerman atas situasi dramatis di Afghanistan.
"Kita menghadapi kegagalan kolektif," kata pakar kebijakan luar negeri dari Green Party, Jürgen Trittin.
"Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan hal yang paling bisa dia lakukan, yakni tidak berbuat apa-apa. Sementara itu, Heiko Maas menutup-nutupi laporan tentang situasi di Afghanistan," kata dia lagi.
Maas, yang baru dua bulan lalu menepis laporan bahwa kelompok Islam radikal Taliban hampir menguasai Afghanistan, menghadapi kritikan dan seruan publik untuk mengundurkan diri setelah mengakui bahwa dia "salah membaca situasi".
Dalam pertemuan tertutup dengan pimpinan partainya, kanselir juga mengakui bahwa pemerintahnya telah salah menilai situasi dan harus bergantung pada bantuan Amerika Serikat untuk mengangkut orang-orangnya dan ribuan warga Afghanistan dari Kabul.