REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Turki menyambut baik pernyataan moderat yang dikeluarkan para pemimpin Taliban, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (18/8).
"Turki siap untuk semua jenis kerja sama demi perdamaian di Afghanistan, kesejahteraan kerabat kita di negara ini dan perlindungan kepentingan Turki," kata Erdogan pada wawancara TV yang disiarkan bersama di Kanal 7, Ulke TV, 24 TV , TVNET, dan TV360.
Presiden Turki mengatakan, kehadiran militer Turki di Afghanistan akan memperkuat pemerintahan Kabul yang baru di arena internasional.
“Tidak peduli siapa yang ada di pemerintahan, Turki berdiri bersama Afghanistan di saat-saat baik dan buruk yang mana itu merupakan persyaratan persaudaraan,” tambah Erdogan.
Mengenai keamanan bandara Kabul, dia mengatakan, Turki membuat rencananya sesuai dengan kenyataan baru yang muncul di lapangan dan melanjutkan negosiasi yang sesuai.
Prioritas Turki adalah memastikan perdamaian dan keamanan Turki di Afghanistan, tutur Erdogan, menambahkan bahwa 552 warga Turki sejauh ini telah dievakuasi dari negara itu.
Pemimpin Turki itu mengatakan, dirinya kemungkinan akan berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir pekan.
Sebagai bagian dari kesepakatan damai yang dicapai pada Februari 2020 antara AS dan Taliban, tahun ini pasukan internasional mulai menarik diri dari Afghanistan.
Perjanjian tersebut menekankan Taliban tidak akan menyerang pasukan asing, tetapi tidak ada ketentuan tentang serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.
Sambil mempertahankan negosiasi dengan pemerintah di Doha, Qatar, Taliban mengintensifkan serangannya sejak Juni, menguasai banyak distrik dan pusat provinsi dalam sebulan terakhir.
Taliban pada Ahad (15/8) merebut ibu kota Kabul, di mana Presiden Ashraf Ghani dan pejabat penting lainnya melarikan diri dari negara itu.