REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban menyambut China untuk berkontribusi pada pembangunan kembali Afghanistan. Juru bicara Taliban Suhail Shaheen kepada media pemerintah China mengatakan China telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.
Taliban merebut kendali selama akhir pekan dalam pergolakan yang membuat ribuan warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri demi keselamatan. Banyak yang takut akan kembalinya interpretasi keras hukum Islam yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya yang berakhir 20 tahun lalu.
Dalam menghadapi Taliban, China yang semakin kuat mungkin dapat memanfaatkan fakta bahwa China tidak berperang di Afghanistan, tidak seperti Rusia dan Amerika Serikat. "China adalah negara besar dengan ekonomi dan memiliki kapasitas yang besar - saya pikir mereka dapat memainkan peran yang sangat besar dalam pembangunan kembali, rehabilitasi, rekonstruksi Afghanistan," kata Shaheen kepada televisi CGTN dalam sebuah wawancara Kamis malam (19/8).
Selama pertemuan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dengan delegasi Taliban di kota pelabuhan China utara Tianjin bulan lalu, Wang Yi berharap Afghanistan dapat mengadopsi kebijakan Islam moderat. China telah mengutip ekstremisme agama sebagai kekuatan destabilisasi di wilayah barat Xinjiang dan telah lama khawatir bahwa wilayah yang dikuasai Taliban akan digunakan untuk menampung pasukan separatis.
Baca juga : Jubir Beberkan Peran JK Damaikan Dua Kubu di Afghanistan