Jumat 20 Aug 2021 15:28 WIB

Singapura Buka Jalur Penerbangan Khusus yang Divaksin

Masyarakat yang sudah divaksin dapat melakukan perjalanan dari Jerman dan Brunei

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Masyarakat yang sudah divaksin dapat melakukan perjalanan dari Jerman dan Brunei ke Singapura. Ilustrasi.
Foto: EPA
Masyarakat yang sudah divaksin dapat melakukan perjalanan dari Jerman dan Brunei ke Singapura. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan meluncurkan jalur perjalanan vaksinasi pertama mereka pada 8 September mendatang. Berdasarkan rencana yang diumumkan gugus tugas lintas kementerian penanggulangan Covid-19 pada Kamis (19/8), masyarakat yang sudah divaksin tidak perlu menjalani karantina mandiri.

Masyarakat yang sudah divaksin dapat melakukan perjalanan dari Jerman dan Brunei tanpa harus menerima notifikasi tetap tinggal di rumah. Namun mereka tetap harus menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) Covid-19 minimal 48 jam sebelum jadwal penerbangan.

Baca Juga

Mereka perlu menjalani tes lagi di Bandara Changi dan di hari ketiga dan ketujuh pasca-kedatangan di klinik-klinik yang telah ditunjuk di Singapura. Jika peraturan itu dilanggar maka akan ada sanksi berdasarkan Undang-undang Penyakit Menular.

Pada Jumat (20/8) Channel News Asia melaporkan pihak berwenang Singapura mengatakan mereka yang tidak menjalani peraturan tes tersebut mungkin menerima notifikasi untuk menjalani karantina di fasilitas yang sudah disiapkan. Orang yang dianggap telah divaksin adalah mereka yang sudah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, atau vaksin yang sudah terdaftar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lainnya seperti Sinovac dan AstraZeneca.

Artinya anak-anak yang berusia 12 tahun yang belum divaksin tidak dapat ikut dalam skema perjalanan ini. Badan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) mengatakan jalur perjalanan ini dibuka untuk tujuan apa pun baik untuk tujuan pariwisata, bisnis, atau mengunjungi keluarga.

Masyarakat yang melakukan perjalanan tidak perlu memiliki rencana perjalanan atau sponsor. Namun mereka harus tetap berada di Singapura atau negara yang terlibat dalam skema ini seperti Jerman dan Brunei dalam 21 hari berturut-turut sebelum datang ke Singapura.

Dalam siaran persnya, CAAS mengatakan masyarakat juga harus menggunakan penerbangan non-stop yang telah ditunjuk Singapura. Penerbangan tersebut hanya melayani skema jalur vaksinasi.

Penerbangan dari Jerman akan dikelola Singapore Airlines dan Lufthansa. Rencananya akan ada tujuh penerbangan dalam satu pekan atau satu penerbangan setiap hari dari Frankfurt atau Munich. Dengan jalur vaksinasi, masyarakat yang pulang dari Jerman ke Singapura tidak perlu menjalani karantina mandiri tapi hanya menjalani peraturan tes.

Singapore Airlines dan Royal Brunei Airlines maskapai yang ditunjuk mengelola penerbangan dari Brunei ke Singapura. Akan ada tiga penerbangan dalam satu pekan. Dengan jalur vaksinasi, masyarakat yang datang dari Brunei cukup menunjukkan hasil tes PCR negatif tanpa perlu menjalani karantina mandiri.

Dalam konferensi pers yang terpisah di luar jalur vaksinasi, Singapura akan memperketat perbatasannya dengan Brunei. Hal itu dilakukan karena melonjaknya kasus infeksi virus corona di Brunei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement