REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut, proses evakuasi warga AS dari Kabul, ibu kota Afghanistan, adalah yang tersulit dalam sejarah. Meski berjanji untuk mengerahkan semua sumber daya, Biden tak bisa menjamin bahwa proses evakuasi akan berjalan mulus.
“Ini adalah salah satu pengangkutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Jumat (20/8), sebagaimana dikutip Arab News.
Biden pun menyoroti sejumlah elemen berbahaya dalam proses evakuasi massal warga AS di sana. Terutama ketika Kabul telah dikuasai pasukan Taliban sejak Ahad lalu.
"Saya tidak bisa menjanjikan apa hasil akhirnya (proses evakuasi ini), atau ... apakah evakuasi akan tanpa risiko kerugian," kata Biden ihwal kekacauan dalam proses evakuasi usai militer AS menginvasi negara itu selama 20 tahun terakhir.
Biden menambahkan, sebagai panglima tertinggi, dirinya memastikan bahwa setiap sumber daya yang diperlukan akan digunakan untuk membawa pulang semua warga AS. “Biar saya perjelas: setiap orang Amerika yang ingin pulang, kami akan membawa Anda pulang," ucapnya.
Sejak 14 Agustus, kata dia, militer AS telah menerbangkan 13 ribu orang untuk keluar dari Afghanistan. Jika diakumulasikan sejak Juli, total sudah 18 ribu orang dievakuasi. Lalu ada juga ribuan lainnya yang dievakuasi menggunakan pesawat sewaan yang difasilitasi pemerintah AS.
Awal tahun ini, Biden menetapkan batas waktu bagi semua pasukan dan warga AS meninggalkan Afghanistan, yakni 31 Agustus. Ketika ditanya wartawan apakah evakuasi bisa rampung sebelum jatuh tempo, Biden tak memberikan jawaban pasti.
Baca juga : Video Marinir Bantu Bayi Afghanistan Viral
Ia juga menyebut tak bisa menebak-nebak penilaian komandan lapangan terkait proses evakuasi. "Saya pikir kami bisa menyelesaikannya sebelum batas waktu, tetapi kami akan membuat penilaian itu saat kami pergi," katanya.
Dalam pekan ini, Bidem juga sempat menyebut bahwa meninggalkan Afghanistan tanpa terjadi kekacauan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Pasukan AS telah menerapkan sejumlah skenario evakuasi karena ribuan warga Afghanistan, termasuk di antaranya warga yang pernah membantu operasi AS, berkerumun di luar gerbang Bandara Kabul.
Biden juga mengatakan bahwa pemerintahannya terus menerus berhubungan dengan Taliban terkait koordinasi dan fasilitas evakuasi warga AS secara aman.
Afghanistan berkecamuk dalam sepekan terakhir usai Taliban mengambil alih pemerintahan dan Kota Kabul. Warga sipil Afghanistan kabur ke berbagai negara karena takut dengan cara Taliban memerintah, sebagaimana mereka dulu berkuasa 1996-2001. Ketika itu, Taliban menerapkan hukum syariat Islam secara ketat dan juga diskriminatif kepada kelompok minoritas.
Sejak Taliban berkuasa kembali, tentara AS dan warga AS ditarik pulang. Warga sipil pun berbondong-bondong menuju pangkalan udara militer AS untuk mendapat tumpangan meninggalkan negeri itu.