REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, konflik di Afghanistan secara langsung memengaruhi situasi keamanan di negaranya. Dia pun menyoroti proses evakuasi ribuan warga pasca-Taliban berkuasa.
Putin mengkritik gagasan beberapa negara Barat mengirim pengungsi Afghanistan ke negara-negara tetangga di Asia Tengah selagi mereka menunggu visa ke AS dan Eropa selesai. Dia mengatakan, Rusia tak ingin ada gerilyawan Afghanistan tiba di bawah perlindungan pengungsi.
Pada Sabtu (21/8), Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mereka membahas perkembangan situasi di Afghanistan. “Mereka (Putin dan Erdogan) mencatat pentingnya memastikan stabilitas dan perdamaian sipil di negara itu, kepatuhan yang ketat terhadap aturan hukum dan ketertiban,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
Putin dan Erdogan pun menekankan pentingnya tetap memerangi terorisme dan perdagangan narkoba di Afghanistan. “Presiden setuju memperkuat koordinasi bilateral dalam masalah Afghanistan,” kata Kremlin.
Erdogan berharap, Taliban tak mengulangi kesalahannya di masa lalu saat memerintah Afghanistan pada 1996-2001. Dalam konteks ini, Erdogan menginginkan Taliban lebih inklusif.
"Erdogan menekankan Turki menginginkan transisi yang mulus di Afghanistan, dan menekankan penting bagi Taliban tidak mengulangi kesalahan masa lalu mereka, menjadi inklusif, mewakili keragaman rakyat Afghanistan, dan mengimplementasikan janji-janji mereka," kata Direktorat Komunikasi Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency.
Baca juga : Unggah Soal Afghanistan, Instagram Angelina Jolie 'Diserbu'
Erdogan mengungkapkan untuk saat ini Turki menyambut baik pesan moderat yang telah disampaikan Taliban. Kendati demikian, dia menekankan, kata-kata atau janji mereka perlu dibuktikan dengan tindakan. Sebab hal itu bakal membantu proses yang akan datang.