Rabu 25 Aug 2021 16:02 WIB

Harris Lanjutkan Perjalanan yang Tertunda ke Vietnam

Di tengah penundaan, PM Vietnam sempat bertemu dengan utusan China.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Kamala Harris.
Foto: AP/Evan Vucci
Wakil Presiden Kamala Harris.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris sempat menunda kunjungan tur Asia Tenggara karena kekhawatiran sindrom Havana terhadap salah satu anggota rombongan. Dia akhirnya melanjutkan perjalanan ke Vietnam pada Selasa (24/8).

Harris tiba di Hanoi itu setelah penundaan selama tiga jam di Singapura. Pemerintah menyalahkan laporan bahwa seseorang di Hanoi mungkin menjadi sasaran sindrom Havana, suatu kondisi yang tidak diketahui asalnya dengan gejala termasuk pusing, mual, migrain, dan kehilangan ingatan.

Baca Juga

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kasus sindrom Havana dilaporkan di Vietnam sebelum kepergian Harris tetapi tidak dikonfirmasi. Penilaian keamanan dilakukan sebelum mengirim Harris ke negara itu. "Kantor Wakil Presiden diberitahu tentang laporan tentang kemungkinan insiden kesehatan anomali baru-baru ini di Hanoi," kata pejabat Kedutaan AS setempat.

Sekitar 200 AS pejabat dan kerabat, termasuk petugas CIA, telah terkena sindrom Havana. Belum diketahui pasti penyebab orang-orang tersebut bisa terkena gejala yang hampir sama.

Panel National Academy of Sciences pada Desember menemukan bahwa teori yang masuk akal adalah bahwa sinar energi terarah menyebabkan sindrom tersebut. Sindrom Havana sendiri diambil dari kasus pertama kali dilaporkan oleh pejabat AS di Kedubes Kuba pada 2016.

Insiden Sindrom Havana ini hampir saja menggagalkan upaya wakil presiden Joe Biden untuk merayu untuk membantunya menantang kebijakan luar negeri Cina yang tegas di kawasan itu. Walau Cina telah mengambil langkah cepat untuk merebut hati Vietnam.

Akibat perjalanan Harris ke Vietnam tertunda, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengadakan pertemuan mendadak dengan Duta Besar Cina Xiong Bo.Chinh mengatakan Vietnam tidak bersekutu dengan satu negara melawan negara lain. "Perdana Menteri menegaskan bahwa Vietnam menganut kebijakan luar negeri yang independen, mandiri, multilateral, dan beragam dan merupakan anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional," kata pemerintah Vietnam dalam sebuah pernyataan.

Dalam pertemuan tersebut, Chinh berterima kasih kepada duta besar atas sumbangan vaksinnya. Beijing sumbangan 2 juta vaksin Covid-19 ke Hanoi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement