Jumat 27 Aug 2021 01:00 WIB

Jepang Tangguhkan Lebih dari Sejuta Vaksin Moderna

Penangguhan ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan setelah ditemukan kontaminasi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo, Jumat (25/6). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (Rodrigo Reyes Marin/Pool Photo via AP)Putra M. Akbar
Foto: Pool ZUMA
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Moderna untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo, Jumat (25/6). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menargetkan vaksinasi Covid-19 setiap harinya mencapai satu juta dosis dalam sehari yang diharapkan selesai pada bulan Oktober atau November mendatang, menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo dan pemilihan umum pada musim gugur mendatang. (Rodrigo Reyes Marin/Pool Photo via AP)Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang menangguhkan penggunaan sekitar 1,63 juta dosis vaksin Moderna pada Kamis (25/9. Keputusan ini setelah ditemukan kontaminasi dalam botol yang belum digunakan.

Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan kontaminasi dilaporkan dari beberapa situs vaksinasi. Beberapa dosis mungkin telah diberikan, tetapi sejauh ini tidak ada efek kesehatan yang merugikan yang dilaporkan.

Baca Juga

Pembuat obat Jepang yang bertanggung jawab atas penjualan dan distribusi vaksin di Jepang, Takeda Pharmaceutical Co. mengatakan, pihaknya memutuskan untuk menangguhkan penggunaan dosis yang diproduksi di jalur produksi yang sama sebagai tindakan pencegahan keamanan. Perusahan ini meminta Moderna untuk melakukan penyelidikan darurat.

Perusahan juga meminta Moderna memberi tahu institusi medis dan penyelenggara untuk berhenti menggunakan vaksin yang diproduksi di Spanyol. Modern pun harus membagikan nomor produksi yang mungkin terpengaruh.

Masalah vaksin Moderna datang tepat ketika Jepang berjuang dengan infeksi yang melonjak. Kasus baru setiap hari mencapai titik tertinggi baru di banyak bagian negara dan sangat membebani sistem perawatan kesehatan.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan bahwa pemerintah sedang mendiskusikan cara untuk meminimalkan dampak pada kemajuan vaksinasi Jepang. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk menghindari dampak pada kemajuan vaksinasi, terutama di tempat kerja dan pusat skala besar," katanya.

Jepang bergantung sepenuhnya pada vaksin yang dikembangkan di luar negeri oleh Moderna, Pfizer Inc., dan AstraZeneca. Moderna telah digunakan sejak pertengahan Juni di pusat-pusat skala besar dan inokulasi tempat kerja dan telah membantu mempercepat vaksinasi di Jepang. Sekitar 43 persen populasi Jepang telah divaksinasi lengkap, dengan dosis harian sekitar 1 juta. Dwina Agustin/ap

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement