Jumat 27 Aug 2021 05:35 WIB

Rusia akan Kaji Tindakan Taliban Sebelum Putuskan Pengakuan

Rusia tertarik pada perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.

 Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, berjaga-jaga di provinsi Panjshir timur laut Afghanistan, Rabu (25/8). Lembah Panjshir adalah wilayah terakhir yang tidak berada di bawah kendali Taliban setelah serangan dahsyat mereka di Afghanistan.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, berjaga-jaga di provinsi Panjshir timur laut Afghanistan, Rabu (25/8). Lembah Panjshir adalah wilayah terakhir yang tidak berada di bawah kendali Taliban setelah serangan dahsyat mereka di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia belum menentukan posisinya terhadap Taliban. Rusia akan melihat bagaimana mereka bertindak terhadap warga Afghanistan dan diplomat Rusia.

"Kami berpikir bahwa dominasi Taliban, kebangkitan de facto Taliban di Afghanistan dan mereka mengambil alih sebagian besar negara di bawah kendali mereka adalah proses yang telah dicapai secara de facto," kata  juru bicara Presiden Vladimir Putin Dmitry Peskov dalam sebuah pengarahan, Kamis (26/8).

Baca Juga

Dia mengatakan Moskow sekarang ingin melihat bagaimana tindakan itu akan diterjemahkan ke dalam situasi keamanan bagi rakyat Afghanistan dan diplomat Rusia di negara itu. Moskow tertarik pada perdamaian dan stabilitas di Afghanistan dan kemungkinan akan melanjutkan kontak dengan Washington mengenai masalah yang muncul di sana.

"Situasinya tentu membutuhkan pertukaran pendapat, pertukaran informasi, jadi, tentu saja, sangat mungkin kontak seperti itu akan berlanjut," kata Peskov.

Empat pesawat militer Rusia mengevakuasi warga Rusia dan warga negara lainnya dari Kabul pada Rabu (25/8) atas perintah Presiden Vladimir Putin. Saat itu, Moskow mengadakan latihan militer yang melibatkan pasukan tanknya di negara tetangga Tajikistan. Sementara itu, Tajikistan, sekutu Rusia dan tetangga Afghanistan di utara, pekan ini memperingatkan tidak akan mengakui pemerintah Taliban yang eksklusif.

Baca juga : Pesan Rusia untuk AS: Jangan Campuri Urusan Negara Lain

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement