REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Kamis (26/8) dikejutkan oleh berita ledakan di sekitar Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai di ibu kota Afghanistan, Kabul. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengubah jadwal hariannya menyusul ledakan yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 12 tentara AS.
Para pejabat AS mengatakan Biden pindah ke Ruang Situasi memantau kondisi terkini bersama dengan Kepala Staf Gabungan dan pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett ditunda. Tidak ada informasi tentang tanggal baru untuk pertemuan dengan PM Israel. Dan konferensi pers Tim Tanggap Covid-19 Gedung Putih juga ditunda.
Sebelumnya dua ledakan terdengar di luar bandara di ibu kota Afghanistan.
“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ledakan di Gerbang Abbey merupakan serangan kompleks yang mengakibatkan sejumlah korban AS dan sipil. Kami juga dapat mengkonfirmasi setidaknya satu ledakan lain terjadi di dekat Baron Hotel, tidak jauh dari Gerbang Abbey," tulis juru bicara Pentagon John Kirby di Twitter.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa ledakan itu terjadi akibat serangan bunuh diri dan tentara AS termasuk di antara korban tewas dan terluka. Pasukan AS menguasai bandara Kabul saat evakuasi masih berlanjut menjelang tenggat waktu 31 Agustus, di satu-satunya daerah negara itu yang masih berada di bawah kendali AS.
Baca juga : Ledakan Bom di Bandara Kabul Jadi Mimpi Buruk Joe Biden
Ribuan orang menunggu di bandara untuk dievakuasi, dan banyak orang berkumpul di luar bandara, mencari jalan masuk ke dalam untuk mendapatkan penerbangan ke luar negeri.