Sabtu 28 Aug 2021 05:51 WIB

UNHCR Prediksi Setengah Juta Warga Afghanistan Mengungsi

Saat krisis terjadi, ribuan warga Afghanistan tercatat memasuki Iran

Rep: dwina agustin/ Red: Hiru Muhammad
Seorang tentara AS bermain dengan anak-anak Afghanistan yang baru dievakuasi di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda yang semakin padat.
Foto: AP/Matthias Schrader
Seorang tentara AS bermain dengan anak-anak Afghanistan yang baru dievakuasi di Pangkalan Udara AS Ramstein, Jerman, Selasa, 24 Agustus 2021. Komunitas militer Amerika terbesar di luar negeri menampung ribuan pengungsi Afghanistan di kota tenda yang semakin padat.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA--Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyatakan hingga setengah juta warga Afghanistan dapat meninggalkan tanah air pada akhir tahun, Jumat (27/8). Badan ini meminta semua negara tetangga untuk menjaga perbatasan tetap terbuka bagi mereka yang mencari keselamatan. "Dalam hal jumlah, kami sedang mempersiapkan sekitar 500.000 pengungsi baru di kawasan itu. Ini adalah skenario terburuk," Deputi UNHCR Kelly Clements.

Clements menyatakan, saat krisis terjadi di negara itu, beberapa ribu warga Afghanistan tercatat memasuki Iran setiap hari. Sementara para pedagang terus bolak-balik dari Afghanistan ke Pakistan.

"Meskipun kita belum melihat arus keluar besar warga Afghanistan pada saat ini, situasi di dalam Afghanistan telah berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan siapa pun," kata Clements.

Menurut Clements, ada peningkatan kecil dalam arus keluar ke Pakistan dalam beberapa hari terakhir. Angka perencanaan darurat UNHCR dari setengah juta pengungsi Afghanistan selama empat bulan ke depan termasuk keberangkatan ke Iran dan Pakistan dan ke negara-negara Asia Tengah.

Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi menyatakan telah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan donor lainnya. Pertemuan itu membahas mengenai dukungan keuangan untuk rencana badan tersebut untuk melindungi dan merawat pendatang baru.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement