REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan mendukung perjuangan Irak memberantas sisa-sisa sel ISIS. Hal itu disampaikan setelah dia bertemu Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi di Baghdad pada Sabtu (28/8).
“Kami berada di Baghdad untuk mengonsolidasikan stabilitas di Irak dan kawasan. Stabilitas Irak tidak mungkin terjadi kecuali jika disertai dengan persiapan di kawasan ini,” kata Macron dalam konferensi pers bersama Al-Kadhimi, dikutip laman Anadolu Agency.
Macron menekankan, Prancis tertarik pada stabilitas Irak. “Sisa-sisa organisasi teroris ISIS tidak boleh ditoleransi,” ujarnya.
Dukungan Macron untuk stabilitas Irak disambut Al-Kadhimi. Dia mengatakan Irak ingin bermitra dengan Prancis dalam perang melawan kelompok teroris. Macron tiba di Baghdad pada Sabtu pagi. Dia hendak berpartisipasi dalam Baghdad Cooperation and Partnership Conference.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Irak Nizar al-Khairallah, konferensi itu akan fokus pada kerja sama dan integrasi ekonomi antara Irak serta mitranya. Saat ini Irak tengah berupaya memperkuat hubungan ekonominya dengan negara-negara tetangga. Hal itu untuk membangun proyek-proyek konstruksi besar di daerah-daerah yang hancur akibat peperangan melawan ISIS.
Selain Macron, perwakilan dari Uni Eropa dan negara anggota G20 turut berpartisipasi dalam Baghdad Cooperation and Partnership Conference. Utusan dari Arab Saudi, Turki, Iran, Kuwait, Yordania, Qatar, dan Mesir juga hadir dalam kegiatan tersebut.