REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan rencana untuk kembali membuka Konsulat Jenderal AS di Yerusalem. Hal ini disampaikan Biden dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett di Gedung Putih.
Dilansir Middle East Monitor, Ahad (29/8), Direktur Senior Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah, Barbara Leaf, mengatakan Biden dan Bennett melakukan pertemuan secara tertutup. Leaf menekankan, Biden menjelaskan pemerintahannya berencana untuk membuka kembali konsulat dan memperbaiki hubungan dengan Palestina. Tetapi Biden tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait pembukaan kembali kantor konsulat tersebut.
Selain itu Leaf mengatakan, Biden dengan tegas menentang penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah. Leaf menambahkan, Biden memberi tahu Bennett bahwa dia ingin ada solusi agar keluarga Palestina tetap tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah.
Pekan lalu, Bennett berbicara kepada The New York Times. Dalam wawancara tersebut Bennett menolak menjawab pertanyaan tentang pembukaan kembali Konsulat AS di Yerusalem. "Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini bukan ibu kota negara lain," kata Bennett.
Jajak pendapat menunjukkan 72,8 persen orang Israel menentang pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem. Pada Mei lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa, AS akan membuka kembali Konsulat Jenderal di Yerusalem. Tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana tersebut.
Pada 2019, mantan Presiden AS Donald Trump menutup Konsulat Jenderal AS di Yerusalem dan memindahkan operasinya ke Kedutaan Besar AS. Trump memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.